medanToday.com,JAKARTA – Indonesia harus memanfaatkan potensinya untuk berada di barisan depan dalam menghadapi revolusi industri. Hal itu disampaikan Budiman Sudjatmiko dalam acara deklarasi Inovator 4.0 di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2018) malam.
“Dalam revolusi industri, indonesia mau jadi penumpang atau memimpin di depan? Indonesia punya potensi,” kata Budiman.
Politikus PDI Perjuangan itu menyampaikan, potensi itu nampak ketika 200 inovator dari berbagai disiplin keilmuan mau bergabung dalam gerakan Inovantor 4.0 tersebut. Mereka yang bergabung dalam mewujudkan gerakan ini adalah para politikus progresif, pendidik, dan wirausahawan sosial.
“Mereka dari desa dan kota, dan warga Indonesia yang studi di luar negeri, mau berkumpul tanpa bertanya dapat apa,” ungkapnya.
Anggota Komisi II DPR RI itu menyampaikan, Inovator 4.0 adalah kelompok yang menyadari perkembangan alat bisa jauh lebih cepat dari ide. “Makanya kita ga mau manusia yang punya ide ini tertinggal,” ujarnya.
“Amerika punya Silicon Valley, China ada Alibaba. Apa ekspresi teknologi dari Pancasila, inovator mau mencari tahu soal itu,” sambung Budiman.
Kehadiran Inovator 4.0, kata Budiman, jadi modal penting mewujudkan pembangunan yang berlandaskan data akurat. Membangun Indonesia dengan data menurut dia bisa diwujudkan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan menggabungkannya dengan jaringan sosial.
“Abad 21, kerja harus pake data bukan mitos. Karena data adalah data, dirangkai jadi cerita. Mereka yang mencerdaskan individu dan perkakas harus bersatu,” kata Budiman.
Dalam acara deklarasi Inovator 4.0 juga menyinggung mengenai pentingnya RUU Pengelolaan Pemerintahan Kecerdasan Buatan sekaligus meluncurkan #2019WarasBareng.
Hadir sebagai pemateri diskusi, Sabda PS selaku founder Zenius Education, Mariya Mubarika penggagas revisi UU Pendidikan Kedokteran, Cyril Raoul Hakim selaku wirausaha sosial dan lainnya.(mtd/ril)
======================