Catat, Ini Delapan Bahaya Menggunakan Wi-Fi Gratis

0
111
ILUSTRASI Pria remaja saat sedang berselancar di media sosial menggunakan smartphone di Medan. Foto: Dedi Sinuhaji for medanToday.com

medanToday.com,LANGKAT – Mendeley Advisor Akademisi M. Adhi Prasnowo membeberkan ada delapan bahaya menggunakan wi-fi gratisan. Yaitu pencurian data oleh peretas, ancaman snooper, akun sosial media rentan dibajak, wifi jebakan, rentan terkena virus, banyak iklan mengganggu, pencurian data nasabah, dan website palsu.

“Sedangkan tanda wi-fi yang bisa sadap ponsel, yaitu tidak ada laman term of services, tidak butuh password, internet yang lambat, dan aplikasi berhenti bekerja,” ujarnya saat menjadi pemateri pada Webinar Literasi Digital di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Pembelajaran Sains di Era Akselerasi Digital” beberapa waktu lalu.

Akademisi Unitomo dan Regional ICSB East Java, Dr. Meithiana Indrasari, S.T, M.M mengatakan konten pada media digital adalah produksi budaya, karena terdapat interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antar pengguna di dalamnya.

Etika representatif dibutuhkan untuk memilih subjek sebagai representasi dari masyarakat dunia nyata. Karena yang kita hasilkan di dalam bentuk maya dapat mempengaruhi kehidupan di dunia nyata.

Menurutnya generasi sekarang akan mudah merasa bosan jika materi pembelajaran tidak dikreasikan. Para guru harus menerapkannya dengan kehidupan sehari-hari.

“Para guru perlu memiliki kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi. Zaman saat ini, tidak mungkin menerapkan pembelajaran konvensional,” ungkapnya.

Ketua MGMP Kimia atau PPSKI Sumut, Zulfan Marzaimi, M.Pd menjelaskan sisi baik blended learning adalah dia tetap menekankan interaksi sosial tanpa meninggalkan aspek teknologi, dengan harapan pembelajaran menjadi lebih menarik dan meaningful, dan bisa mendorong siswa untuk berpikiran kritis.

Sekretaris Yayasan Olimpiade Indonesia, Iwan Sunarya Iqnasus Panjaitan, M.Pd menuturkan kolaborasi itu sangat penting dalam sistem pendidikan.

“Guru perlu memiliki kompetensi untuk mengimbangi anak didiknya, yaitu informasi, keterampilan untuk berinteraksi, pembuatan konten pendidikan, dan pemecahan masalah pendidikan. Empat keterampilan digital yang penting bagi guru, yaitu papan tulis kolaboratif, screencasting, kesadaran digital kritis, dan konferensi video,” paparnya.

Popi Anggraini selaku Key Opinion Leader menyampaikan beberapa tips agar anak belajar dengan sehat dan nyaman, yaitu tempat harus nyaman, terdapat tempat khusus belajar, koneksi internet baik, pencahayaan cukup, hadapkan anak ke tembok agar lebih fokus, orang tua harus mendampingi anak, dan gunakan aplikasi yang tepat.

======================