medanToday.com, MEDAN – Libur panjang di tengah Pandemi Covid-19 menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha jasa transportasi darat di Kota Medan. Betapa tidak, jumlah penumpang mereka mengalami peningkatan hingga 20 persen di hari kedua liburan.
Akan tetapi di sisi lain pelaku usaha transportasi masih mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap mereka soal antisipasi dampak penularan Covid-19.
“Harapan dari angkutan umum benar-benarlah kami diperhatikan. Misalnya seperti libur panjang ini, maunya ada pembagian masker atau penyemprotan disinfektan ke dalam bus dan lain-lain. Kita juga sebenarnya takut, tapi mau gimana lagi,” kata perwakilan pelaku usaha Bus Sejahtera, M Ambarita, Kamis (29/10).
Menurut Ambarita, selama ini bantuan yang pernah mereka terima hanya berupa tempat mencuci tangan dan alat deteksi suhu tubuh. Namun demikian, saat melakukan pelayanan pengangkutan, pihaknya tetap komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
“Kalau ada penumpang tidak pakai masker, gak kami angkut,” ungkapnya.
Alasan pihak bus melarang penumpang tidak mengenakan masker naik lantaran ada pengecekan di daerah Tanjung Pinggir, Kota Pematangsiantar.
Ambarita juga menceritakan bahwa di awal pandemi seluruh armada sempat berhenti beroperasi terhitung mulai Mei sampai Juli. Pada saat itu dia dan rekan-rekannya merasa kecewa karena tidak mendapat bantuan pemerintah kecuali dari perusahaan sebulan upah.
“Bantuan cuma itu aja kami terima, kalau dari pemerintah gak ada dapat,” jelasnya.
Pada libur dan cuti bersama hari kedua ini, dia mengaku sedikit lega lantaran terjadi peningkatan penumpang jika dibanding sebelum hari libur.
“Biasanya rata-rata hanya 20 penumpang, sekarang naik menjadi 35 sampai 40 di hari kedua ini,” pungkasnya. (mtd/cis)