Danai Proyek Infrastruktur, Utang Luar Negeri RI Naik

0
223
Petugas memverifikasi uang dollar AS di cash center Bank Mandiri.(KOMPAS/RIZA FATHONI)
Petugas memverifikasi uang dollar AS di cash center Bank Mandiri.(KOMPAS/RIZA FATHONI)

medanToday.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal III 2017 sebesar 343,1 miliar dollar AS. Angka ini tumbuh 4,5 persen secara tahunan (yoy).

Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan ULN dikontribusi terutama ULN sektor swasta yang tumbuh 0,6 persen (yoy), setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi 1,7 persen (yoy). Sementara itu, ULN publik (pemerintah dan bank sentral) tumbuh 8,5 persem (yoy), lebih tinggi dari 7,3 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.

“Perkembangan ULN ini sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur,” ujar bank sentral dalam pernyataan resmi, Jumat (17/11/2017).

Berdasarkan jangka waktu, komposisi ULN Indonesia pada akhir kuartal III 2017 tetap didominasi ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang memiliki pangsa 86,2 persen dari total ULN dan pada akhir kuartal III 2017 tumbuh 3,4 persen (yoy), meningkat dibandingkan kuartal lalu yang tumbuh 1,5 persen (yoy).

Sementara itu, ULN berjangka pendek tercatat tumbuh 11,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan akhir kuartal sebelumnya sebesar 10,5 persen (yoy).

Menurut sektor ekonomi, posisi ULN swasta pada akhir kuartal III 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih (LGA), serta pertambangan. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 persen.

“Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada kuartal III 2017 tetap terkendali,” ujar BI.

Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal III 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen dan bahkan menurun jika dibandingkan kuartal III 2016 yang sebesar 36 persen. Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di kisaran 13 persen.

Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara sekawasan. BI menyatakan bakal terus memantau perkembangan ULN guna memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

(mtd/min)