Dari Langit, Tampak 400 Struktur Misterius di Arab Saudi, Apakah Itu?

0
375
Struktur misterius di Arab Saudi yang menyerupai gerbang.(Google Earth)
Struktur misterius di Arab Saudi yang menyerupai gerbang.(Google Earth)

medanToday.com – Sebuah situs arkeologi yang misterius baru saja ditemukan di sebuah padang lahar, area yang tertutup dengan leleran lahar, di barat Arab Saudi.

Ada sekitar 400 struktur yang diperkirakan berusia ribuan tahun di situs itu.

Salah satu struktur disebut ‘gerbang’. Struktur dinamai demikian karena dari udara terlihat seperti gerbang kuno yang sederhana.

Struktur lain yang ditemukan berbentuk menyerupai layang-layang.

Batu-batu ini rendah dengan dinding yang kasar, berjejer dengan panjang yang bervariasi, mulai dari 50 hingga yang paling panjang berukuran hingga 518 meter.

Temuan itu masih misteri karena hingga saat ini belum diketahui siapa yang membuat dan tujuan pembuatannya.

Namun kehadiran mereka bisa menggambarkan bahwa daerah padang lahar dahulu merupakan wilayah yang layak huni.

“Padang lahar sering kaya akan sisa-sisa arkeologi hingga vegetasi yang melimpah,” kata David Kennedy, Peneliti dari Universitas Western Australia yang juga penulis makalah mengenai temuan situs arkeolog ini.

Struktur misterius itu ditemukan melalui pemetaan udara. Teknik itu memungkinkan memandang daerah yang tidak dapat dijangkau dengan mudah.

Situs arkeologi itu juga ditemukan berkat adanya kontribusi warga Saudi.

“Situs baru ini pertama kali diperlihatkan kepada publik oleh warga Saudi yang terlibat mengeksplorasi warisan budaya negara mereka,” terang Kennedy, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (19/10/2017).

Riset-riset awal sempat dilakukan, misalnya oleh Dr. Al Sa’eed, seorang dokter, menggunakan Google Earth untuk memeriksa sebagian bentang alam.

Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui fungsi dari struktur itu.

Kennedy menyarankan penelitian dengan menggunakan teknik stimulasi optik untuk memeriksa struktur tersebut. Teknik ini bisa menentukan kristal kuarsa terakhir yang terpapar cahaya, sehingga memberikan tanggal konstruksi yang akurat.

Penggunaan drone juga bisa menjadi alat arkeologi yang sesuai untuk menjangkau tempat yang tidak dijangkau.

“Dengan begitu hanya dalam beberapa tahun puluhan ribu situs yang tidak tercatat dan hampir tidak dikenal bisa dipetakan,” tambahnya.

Temuan ini sudah dipublikasikan di jurnal Arabian Archaeology and Epigraphy.

(mtd/min)