Di Depan Raja dan Sultan, Jokowi Pilih Mendengar daripada Pidato

0
225
Presiden Joko Widodo, Kamis (4/1/2018), saat menerima raja dan sultan se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor.(Fabian Januarius Kuwado)
Presiden Joko Widodo, Kamis (4/1/2018), saat menerima raja dan sultan se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor.(Fabian Januarius Kuwado)

medanToday.com, BOGOR – Presiden Joko Widodo tidak berpidato dalam acara silaturahim dengan raja dan sultan se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (4/1/2018).

Awalnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membuka acara dengan menyampaikan laporan bahwa pertemuan itu merupakan pertemuan lanjutan antara dirinya dengan raja dan sultan se-Indonesia, Rabu malam.

Muhadjir juga menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti hasil pertemuan ini.

Setelah laporan Muhadjir, giliran Presiden Jokowi berjalan ke podium.

Awalnya, para raja dan sultan mengira Presiden Jokowi akan menyampaikan pidato. Namun, rupanya tidak.

“Pagi hari ini saya tidak ingin menyampaikan sesuatu,” ucap Jokowi membuka kalimatnya.

“Saya justru ingin mendengar masalah-masalah yang ada dari Yang Mulia para Raja, para Sultan, para Pangeran dan Permaisuri yang pada pagi hari ini hadir,” lanjut dia.

Jokowi kemudian mempersilakan para sultan dan raja untuk mengutarakan persoalan yang ada.

“Saya persilakan kalau ada yang ingin menyampaikan masalah yang ada di lapangan. Saya persilakan,” ujar Jokowi lagi.

Pertemuan itu berlangsung setengah tertutup. Selama Kompas.com berada di dalam Ruang Garuda, tempat berlangsungnya pertemuan, setidaknya ada dua orang sultan/raja yang mengutarakan pendapatnya kepada Presiden.

Namun, usai kedua sultan berbicara, pertemuan dibuat tertutup dan jurnalis dipersilakan untuk keluar ruangan.

Selain Muhadjir, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Kepala Kantor Presiden Teten Masduki turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut.

Adapun raja dan sultan yang hadir antara lain berasal dari Sumatera (20 orang), Jawa (17 orang), Bali (3 orang), Nusa Tenggara Timur (5 orang), dan Papua (2 orang).

Mereka semuanya mengenakan pakaian adat khas masing-masing daerahnya.

(mtd/min)