Didukung 60 Kursi Parpol, EDY RAHMAYADI : Harusnya KPU Resmikan Saya Jadi Gubernur

0
4528
Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara yang juga Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi (kanan) bersama bakal Calon Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah (kiri) berpose saat menghadiri acara Konsolidasi Pasangan Calon Kepala Daerah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Kamis (4/1). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

medanToday.com,MEDAN – Bakal calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi optimistis memenangkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) 2018.

Keyakinan Edy itu didasarkan pada besarnya dukungan masyarakat dan partai politik kepada dirinya pada Pilgub Sumut 2018. Bahkan, menurut Edy, dengan dukungan koalisi enam parpol yang menguasai 60 kursi DPRD Sumut, ia harusnya sudah ditetapkan langsung sebagai Gubernur terpilih.

“Secara matematika, harusnya KPU sudah meresmikan saya jadi gubernur. Ada 100 kursi, 60 punya saya. Tapi tak boleh, harus tunggu cucuk-mencucuk. Oke kita tunggu 27 Juni,” kata Edy, dalam sarasehan Ormas Trikarya Golkar di Hotel Four Point, Medan, Rabu (24/1).

BACA JUGA:

Edy menyatakan secara terbuka kalau Golkar sejak awal memintanya untuk maju. Dikatakannya, sebelum dirinya berniat mencalonkan diri, ia sudah dipanggil Golkar.

“Saya dipanggil Golkar, terus ditanya ‘bisa enggak besarkan Golkar?’ Saya jawab bisa. Tapi maju di gubernur, tunggu dulu. Saya tanya istri saya. Karena kalau ada Panglima, istri saya Pang-enam,” candanya.

“Begitu saya bilang ya 1 Juni 2017, saya menentukan saya akan maju jadi gubernur disambutlah di situ, salah satunya adalah Pak Luhut. Saya langsung to the point, terus pak Setnov. Duduklah di situ petinggi-petinggi Golkar,” ungkapnya.

BACA JUGA:

EDY RAHMAYADI : Saya Calon Gubernur Paling Hebat di INDONESIA

Namun, niatannya tak berjalan mulus. Sebab, Ketum Golkar kala itu, Setya Novanto kemudian malah memutuskan mendukung Erry Nuradi-Ngogesa Sitepu sebagai cagub dan cawagub yang diusung Golkar.

“Saya datang ke pernikahan keponakan beliau. Saya tanya di situ, Pak Setnov, SK itu benar? Pak Setnov diam. Saya ingin kepastian. Pak Setnov bilang, ‘maaf pak Edy, itu keputusan partai’,” ujarnya.

Lalu, setelah gagal mendapat tiket Golkar. Edy mengaku dipanggil Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Ada Gerindra, PKS dan PAN yang siap mendukungnya. Lalu, Golkar kemudian berbalik arah mendukungnya setelah Airlangga Hartarto terpilih menjadi Ketua Umum menggantikan Setya Novanto.

Pada kesempatan itu, Edy juga menyampaikan permohonan maaf karena baru bergabung dalam satu acara dengan Ormas Golkar.

Ia kemudian meminta arahan dan bimbingan dalam dunia politik karena pengalamannya adalah di bidang militer.

“Saya mohon maaf, baru bergabung dengan kuning ini tapi tolong jangan kecilkan arti kesetiaan saya,” katanya.

Edy bersama pasangannya Musa Rajekshah mendaftar sebagai cagub dan cawagub Sumatera Utara dan diusung enam parpol yakni Golkar, PKS, Gerindra, Hanura, NasDem dan PAN.(mtd/min)

====================