medanToday.com, WASHINGTON DC – Otoritas penyelidik serangan teroris Al Qaeda pada 11 September 2011 di Amerika Serikat menemukan bukti kuat tentang dugaan keterlibatan pemerintah Arab Saudi dalam mendanai sebuah kegiatan menjelang serangan itu.
Walau Arab Saudi telah berulangkali menyangkal terlibat, kali ini AS menyodorkan bukti awal yang valid untuk menunjukkan adanya keterlibatan Riyadh itu.
Menurut dokumen Biro Investigasi Federal (FBI) AS, seperti yang dilaporkan oleh The New York Post (NYP), sebuah class action dari keluarga korban terkait serangan nine eleven itu memperlihatkan adaya “pola dukungan finansial dan operasional” dari pemerintah Arab Saudi.
Riyadh memberikan bantuan kepada para pembajak pada bulan-bulan sebelum serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang pada 16 tahun silam itu.
Dokumen FBI, yang diajukan sebagai bukti, mengklaim, ada dua warga Arab Saudi yang didanai pemerintah Arab Saudi, demikian dilaporkan The Independent.
Dua warga Arab Saudi yang diduga terlibat itu adalah Mohammed al-Qudhaeein dan Hamdan al-Shalawi. Mereka sebenarnya adalah anggota “jaringan agen Kerajaan” di AS.
Dokumen tersebut mengklaim, dua orang tersebut dilatih di Afganistan dan terlibat dalam sejumlah operasi Al Qaeda lainnya, yang juga mengambil bagian dalam serangan di AS 16 tahun silam di AS.
Qudhaeein diduga bekerja di Kementerian Urusan Islam Arab Saudi, dan Shalawi adalah “pegawai lama pemerintah Arab Saudi” di Washington DC.
Pada November 1999 mereka naik penerbangan AS ke Washington, dan mencoba untuk mengakses kokpit beberapa kali, meminta pramugari menjelaskan beberapa persoalan teknis dan hal itu membuat kru curiga.
Qudhaeein dilaporkan bertanya kepada kru di mana kamar mandi berada dan diarahkan ke arah yang benar. Namun, ia malah mencoba memasuki kokpit.
Pilot pun kemudian melakukan pendaratan darurat di Ohio dan kedua pria tersebut dibebaskan setelah diinterogasi oleh FBI.
Tiket pesawat mereka dilaporkan dibayar oleh Kedutaan Besar Saudi, menurut Kristen Breitweiser, yang suaminya terbunuh dalam serangan 9/11.
Kedua pria tersebut juga dilaporkan menghadiri sebuah simposium di Washington DC, yang diselenggarakan oleh Kedubes Arab Saudi yang berhubungan dengan Institut Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di AS, di mana ulama Al Qaeda Anwar al-Awlaki bekerja sebagai dosennya.
Dia kemudian membantu para pembajak untuk mendapatkan perumahan dan kartu identitas saat mereka tiba di awal tahun 2.000.
NYP juga melaporkan, warga Arab Saudi itu tinggal di Arizona dan sering berkomunikasi dengan pejabat Arab Saudi.
Carter mengatakan, tuduhan gugatan class action didasarkan pada hampir 5.000 halaman bukti.
Sebanyak 15 dari 19 pembajak tersebut adalah warga Arab Saudi. Ratusan ribu dokumen AS tentang keterlibatan Arab Saudi itu masih tetap dirahasiakan.
Riyadh, sejak awal, menyangkal berbagai tudingan bahwa mereka terlibat dalam menandai serangan teroris pada 16 tahun silam di AS.
Penyangkalan itu tidak berarti menghentikan langkah penyidik AS untuk mencari bukti-bukti yang kuat tentang keterlibatan Riyadh itu.(MTD/min)