medanToday.com, JAKARTA – Aktivis Ratna Sarumpaet mendapat penolakan saat ingin menghadiri Seminar Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) di Batam pada Minggu (16/9). Dia menuding pemerintah di balik penolakan itu. Dia meminta wartawan menanyakan alasannya pada Presiden Jokowi.
“Tanya pak Jokowi, kan yang menahan dia. Pasukannya. Masak nanya sama saya kan korban,” kata Ratna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin(17/9).
Ratna tidak merinci lebih lanjut terkait kronologi penolakan yang dialaminya di Batam. Dia hanya menjelaskan, saat tiba di Bandara sudah ada rombongan pendemo yang menolaknya.
“Jadi sudah dipasang gitu rombongan-rombongan yang mensweeping mobil-mobil orang yang keluar dari bandara, terus sudah ada setting demo-demo di mana-mana yang menolak gitu, terus sudah ada barak kuda di mana-mana, kayak dibuat serem gitu, dibuat dramatis sekali,” tutur Ratna.
Peristiwa penolakan ini bukan yang pertama dialami Ratna. Sebelumnya dia juga pernah ditolak saat hendak menghadiri deklarasi Gerakan #2019GantiPresiden di daerah.
“Ya saya kan sudah mengalami ini. Sudah mulai dari Bangka Belitung ya. Bangka Belitung itu aku sendiri, lalu kemudian ada Palembang bersama Rocky Gerung. Lalu ada Lubuk Lingau lalu ada Lampung itu sama Rocky Gerung juga. Terus kemarin saya sendiri,” ucapnya.
Ratna menilai penolakan itu terjadi karena pemerintah tidak suka melihat masyrakat yang berbeda pendapat.
“Ya, Kalau buat saya pribadi ormas itu cipta, ini keinginan dari rezim, rezim itu tidak suka lihat orang yang bersebrangan dengan dia. Ya susah juga kan, tidak boleh dong. kalau tidak ya tidak usah ada pemilu saja,” tutup Ratna. (mtd/min)
======================