Toko penjualan dodol "Dedek Barokah" yang berada di Jalan Pangkalan Brandan - Tanjung Pura (mtd/firi gayatriI)

medanToday.com, TANJUNGPURA – Camilan khas yang terbuat dari pulut yang digiling hingga menjadi tepung, bercampur santan kental dengan gula aren yang dimasak selama kurang lebih 5 jam hingga menghasilkan panganan yang pulen berwarna coklat kehitaman ini, memang patut dijadikan oleh-oleh saat pulang dari kampung ke kota. Ya, dodol namanya.

Makanan ini mampu bertahan selama beberapa minggu bahkan hingga sebulan jika dikemas dengan baik.

Beberapa daerah di Sumatera Utara yang terkenal akan dodolnya adalah Kota Tanjungpura dan Perbaungan.

Kali ini yang akan diulas khusus mengenai dodol Tanjungpura. Ada beberapa varian rasa untuk dodol ini, di antaranya original, pandan dan durian. Untuk pengemasannya juga ada dua jenis, yakni dengan plastik dan daun pinang kering

“Dodol ini bisa bertahan lebih dari satu bulan jika bahan-bahan yang digunakan berkualitas bagus,” ujar sang pemilik toko bernama Dedek Barokah ini.

Tertarik melihat dodol yang dibungkus dengan daun pinang kering. Dodol yang dibungkus seperti guling ini sering disebut juga sebagai Dodol Pocong mengingat bentuknya yang diikat dibagian atas dan bawahnya. Untuk rasa, ada ciri khas tersendiri saat menikmati dodol bungkus daun pinang ini.

“Selain unik, dodol ini juga harum daun pinang kering yang menambah cita rasanya,” tambah Dedek

Harga dari setiap dodol ini juga relatif ramah di kantong, di Toko Dodol Barokah Dedek harganya di bandrol berkisar mulai dari Rp 10.000-80.000 tergantung besar kecilnya ukuran dodol.

Untuk anda yang pulang dari berlibur di kampung, bisa menyinggahi toko di sepanjang Jalan Pangkalan Brandan – Tanjungpura untuk dapat membeli dodol sebagai buah tangan bagi teman atau keluarga. (mtd/fri)