medanToday.com – Hingga kini misteri pembunuhan mantan Presiden John F Kennedy belum diungkap. Namun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan dirinya bakal mengizinkan pembukaan rangkaian dokumen rahasia terkait kematian JFK tersebut.
“Sebagai presiden, saya akan mengizinkan dokumen-dokumen JFK yang sejak lama diblokir dan dirahasiakan untuk dibuka,” ujar Trump melalui twit @realDonaldTrump.
Pada 1992, Kongres AS memutuskan bahwa semua arsip pembunuhan JFK dibuka dalam 25 tahun, kecuali presiden memutuskan untuk memblokirnya dengan alasan pengungkapan dokumen-dokumen itu akan mencederai keamanan nasional.
Arsip pembunuhan JFK berisi lebih dari 3.000 dokumen yang belum pernah dirilis ke publik. Sebelumnya, Arsip Nasional AS sudah mengungkap lebih dari 30.000 dokumen namun dengan sensor-sensor.
Belum jelas apakah Trump berniat membiarkan berbagai berkas rahasia itu dirilis pada 26 Oktober mendatang tanpa sensor.
Subject to the receipt of further information, I will be allowing, as President, the long blocked and classified JFK FILES to be opened.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 21, 2017
John F Kennedy tewas ditembak oleh penembak jitu pada November 1963 di Dallas, Texas.
Sebagaimana dilaporkan harian Washington Post, sejumlah pakar mengenai kasus itu menduga dokumen-dokumen yang belum pernah dirilis tidak berisi sesuatu yang sangat mengejutkan.
Alih-alih, arsip tersebut boleh jadi akan menyoroti aktivitas Lee Harvey Oswald di Mexico City pada akhir 1963 sebelum pembunuhan.
Oswald ditahan di Dallas sesaat setelah insiden penembakan dan dituduh membunuh JFK. Dia membantah tuduhan itu seraya mengklaim bahwa dirinya hanyalah “kambing hitam”.
Setelah dua hari di dalam sel tahanan polisi, Oswald ditembak mati pemilik klub malam Jack Ruby. Kasus pembunuhan JFK hingga hari ini menjadi teori konspirasi terkuat sepanjang sejarah AS.
“Publik Amerika berhak mengetahui fakta-faktanya, atau setidaknya mereka berhak tahu apa yang selama bertahun-tahun ini disembunyikan pemerintah,” kata Larry Sabato, Direktur Pusat Kajian Politik University of Virginia sekaligus penulis buku tentang JFK, kepada Associated Press.
“Waktunya sudah lama untuk blak-blakan dengan informasi ini,” ujar dia.