medanToday.com,MEDAN – DPRD Provinsi menemukan banyak sekolah di Provinsi Sumut yang belum siap menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer secara mandiri. Hal ini diungkapkan oleh anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dari Fraksi Partai NasDem Nezar Djoeli usai melakukan sidak ke beberapa sekolah SMA dan SMK di Kota Medan, Selasa (4/4/2017).
“Di Kota Medan saja banyak yang belum siap, apalagi di daerah lain,” kata Nezar Djoeli yang merupakan anggota Komisi E DPRD Sumut.
Menurutnya, dalam sidak tersebut diketahui ada sekolah yang terpaksa menumpang ke sekolah lain untuk menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Kondisi itu diketahui ketika meninjau penyelenggaraan UNBK di SMK Negeri 10 Medan.
Di situ ia melihat beberapa siswa SMK Dharma Bakti dan SMK Gajah Mada menumpang untuk mengikuti UNBK. Bahkan untuk sekolah favorit seperti SMA Negeri 1 Medan pun belum mampu menyelenggarakan UNBK secara mandiri. Sebagian siswanya harus membawa laptop sendiri kesekolah untuk mengikuti UNBK.
Hal itu disebabkan komputer yang ada di sekolah yang berdampingan dengan Kantor Dinas Pendidikan Sumut tersebut hanya sekitar 200 unit, sedangkan siswa yang akan mengikuti UNBK mencapai 658 orang.
“Di Medan saja masih ada yang menumpang di sekolah lain. Mungkin di Medan tidak masalah karena jarak sekolah berdekatan. Tapi bagaimana yang di daerah,” ujarnya.
Wakil Kepala SMA Negeri 1 Medan Sabar mengatakan, komputer yang ada di sekolah umumnya berasal dari sumbangan alumni, karena dana BOS tidak bisa diperuntukkan untuk membeli komputer dalam jumlah banyak. “Setiap tahun cuma bisa beli 1-2 unit, karena BOS diperuntukkan untuk keperluan lain,” katanya.
Sabar menjelaskan, meski harus diikuti siswa, tetapi UNBK tidak menentukan kelulusan siswa. Kegiatan itu dilakukan untuk pemetaan pendidikan di daerah. Penentu kelulusan itu adalah Ujian Sekolah (US) yang mengujikan tujuh mata pelajaran dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang mengujikan enam mata pelajaran.
Anggota Komisi E DPRD Sumut dari Partai Gerindra Ari Wobowo menambahkan, meski belum jadi standar kelulusan, tapi sekolah diharapkan tetap meningkatkan kualitas dan kemampuan siswa untuk mampu menjalani UNBK. “Peningkatan kemampuan itu juga perlu agar menghasilkan lulusan yang siap bersaing,” katanya.
Harapan serupa juga disampaikan anggota Komisi E DPRD Sumut dari PAN Iskandar Sakty Batubara yang menekankan pentingnya kualitas bagi lulusan SMA dan SMK. Karena menurutnya agar lulusan SMA dan SMK nantinya memiliki modal dan kemampuan besar untuk menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA). “Bagaimana mau bersaing kalau teknologi saja tidak dikuasai,” katanya.
Iskandar Sakty Batubara juga meminta Pemprov Sumut untuk segera melakukan program dan kebijakan agar bisa memenuhi standarisasi yang sudah ditetapkan Kemendikbud dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk memenuhi peralatan sehingga seluruh sekolah bisa mengikuti UNBK.‎ (mtd/bwo)
==============