medanToday.com – Gangguan pencernaan tak selalu berasal dari faktor makanan atau infeksi yang masuk ke mulut. Faktor psikologis juga berdampak pada kesehatan saluran cerna, termasuk pada balita.
Menurut ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, DR. dr. Saptawati Bardosono, MSc, masalah pada saluran pencernaan bisa dipicu oleh perasaan tertekan hingga merasa murung.
“Sinyal tidak bahagia akan dikirim ke perut dan berimbas sulit buang air besar, kolik dan diare. Kalau ada gangguan pencernaan, lihat, mungkin dia lagi enggak happy (bahagia),” kata Saptawati saat acara Lactogrow: Grow Happy di Morrisey Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2017).
Saptawati menjelaskan terdapat komunikasi antara otak dan perut, yang disebut dengan Gut-Brain Axis. Komunikasi tersebut merupakan hubungan timbal balik antara otak dan perut. Adapun saluran pencernaan juga sering disebut otak kedua.
Bila saluran pencernaan baik, maka sinyal tersebut ke otak dan emosi yang muncul adalah bahagia. Sebaliknya, bila dalam kondisi stres, maka tubuh akan mengirim sinyal buruk ke saluran pencernaan yang berakibat gangguan saluran cerna karena kekurangan probiotik, bakteri baik dalam usus.
Probiotik diakui memang bisa menekan depresi. Oleh karena itu, kehadiran probiotik selain bagus untuk saluran pencernaan, juga bisa berdampak pada penurunan tingkat depresi.
“Probiotik punya fungsi banyak, salah satunya menjaga kesehatan dinding daripada usus. Di dinding usus banyak sistem saraf, endokrin kekebebalan tubuh. Nah bila salauran pencernaan sehat, endokrin ini mengirim sinyal ke otak dan anak akan lebih bahagia,” katanya.
(mtd/min)