medanToday.com, KUPANG – Sebanyak 100 bangunan rumah warga dan satu unit gereja di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah itu 10-11 Oktober 2017 kemarin.
Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan, rumah warga yang rusak itu berada di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Menurut Thomas, untuk bangunan sendiri, tim dari Kabupaten Lembata, sedang turun mendata secara detail.
“Pada awalnya hanya 11 bangunan yang rusak berat akibat gempa bumi. Namun gempa kemarin pagi itu membuat rumah yang rusak berat bertambah menjadi 40 lebih, “kata Thomas kepada Kompas.com, Jumat (13/10/2017).
Sementara rumah yang rusak ringan dari 29 menjadi 60 unit, sehingga total rumah yang rusak 100 unit lebih. “Yang rusak berat itu sebagian besar rata dengan tanah. Termasuk juga satu gereja yang rusak. Angka rumah yang rusak akan bertambah karena tim masih melakukan pendataan,”paparnya.
Adapun jumlah pengungsi yakni sebanyak 2.107. Yang berada di posko utama sebanyak 429 orang dan sebagian sudah mulai mengungsi ke kerabat mereka di Lewoleba (Ibu Kota Kabupaten Lembata).
Kemudian di Kantor Camat Ile Ape 118 orang dan beberapa tempat lainnya yang masih didata.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak empat kali gempa bumi pada Selasa (10/10/2017) dan satu kali gempa bumi Rabu (11/10/2017) mengguncang Kabupaten Lembata.
Akibatnya, batu berukuran besar menghancurkan rumah warga dan memenuhi sebagian badan jalan raya di sejumlah titik di wilayah itu.
Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan, rumah warga yang rusak akibat tertimpa bebatuan. Ada juga yang retak karena guncangan gempa.
“Hampir semua desa di lereng gunung Ile Lewotolok beberapa rumah warga terkena batu. Saat ini masih dilakukan pendataan lagi, “ucapnya kepada Kompas.com, Selasa malam.
(mtd/min)