medanToday.com, MEDAN – Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi menegaskan, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggungjawab bersama. Tidak hanya organisasi lingkungan hidup, tetapi pemerintah daerah juga harus berpartisipasi aktif, bahkan berada di garda terdepan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
“Organisasi lingkungan hidup dan pemerintah juga harus berada di garda terdepan untuk menjaga lingkungan hidup, agar bumi tetap terpelihara dan lestari,” katanya dalam acara jamuan makan malam bersama peserta Hari Bumi dan Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) 2018, di rumah dinas Gubsu Jalan Sudirman No.41 Medan, Sabtu (21/4/2018) malam.
Erry mengatakan, ketika menjadi Bupati Serdang Bedagai (Sergai), setiap peringatan Hari Bumi tanggal 22 April selalu mengadakan kegiatan di salah satu pulau terdepan Sumatera Utara (Sumut), yaitu Pulau Berhala.
“Setidaknya selama 8 tahun saya disana (Sergai), 5 kali setiap hari lingkungan hidup kita ke pulau terdepan, melepas penyu, menanam pohon, dan kegiatan lainya untuk pelestarian lingkungan hidup,” ujarnya.
Namun sayang, katanya, kegiatan semacam itu tampaknya sudah jarang dijumpai lagi. Para bupati dan walikota sudah jarang terdengar melakukan hal semacam itu saat ini. “Karena itu, serakang kita dorong kembali. Paling tidak, pemerintah daerah harus berperan aktif dan harus mendorong seluruh kegiatan lingkungan hidup yang ada di daerahnya masing-masing, harus menjadi garda terdepan,” ujarnya.
Erry juga menceritakan tentang bencana banjir bandang yang pernah terjadi di lokasi wisata Sibolangit, setahun yang lalu. Menurutnya, itu terjadi salah satunya karena banyak pohon yang ditebangi di bagian atasnya secara illegal.
“Karena itu, kami minta kepada pihak kepolisian dan Polhut (polisi hutan–red) untuk terus menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan tentu Walhi juga diharapkan memberi masukan kepada pemerintah. Karena kalau sudah illegal logging dan lain-lain, itu sudah masuk ke ranah hukum dan harus dilakukan tindakan,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif Walhi Nasional, Nur Hidayati menyampaikan, Walhi akan mengadakan Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH) di Medan, 22-23 April 2018. KNLH merupakan wadah pertemuan anggota Walhi seluruh Indonesia.
“Akan dihadiri seluruh perwakilan pengurus dari daerah dan komunitas lingkungan di seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut juga digelar bertepatan dengan Hari Bumi 2018,” paparnya.
Menurut Nur Hidayati, Medan dipilih menjadi tempat KNLH karena memiliki beberapa sejarah yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Salah satu sektor yang menjadi faktor terbesar lahan hutan dan lingkungan di Indonesia itu dimulai dari Sumatera Utara 100 tahun lalu, yaitu masalah sawit.
“Selain itu, di daerah inilah sejarah perlawanan pertama Walhi atas nama lingkungan hidup, dan akhirnya Walhi bisa diakui hingga saat ini,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Walhi Sumut Dana Tarigan mengatakan, tema peringatan hari lingkungan hidup tahun ini adalah ‘Selamatkan Rimba Terakhir Sumatera Utara’. “Kita berharap sisa hutan yang ada di daerah ini bisa diselamatkan, untuk menjadi sumber kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Namun ada yang berbeda saat ini, jika dahulu Walhi selalu berhadapan dengan pemerintah dalam kasus lingkungan hidup, kini menerapkan strategi baru. “Kita mencoba bersinergi kritis dan mencoba perkuat peran negara di Sumatera Utara untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan hidup,” pungkasnya. (mtd/yud)
===========================