medanToday.com, LABUSEL – Usai berkeliling di pasar tradisional Aek Nabara, Rantauprapat, Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (10/3/2018), Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut Sihar Sitorus berjalan kaki menelusuri Jalinsum kawasan Aek Nabara Negeri Lama.
Di tengah perjalanan, Sihar berhenti sejenak di salah satu warung tenda yang menyediakan cendol. Jika biasanya Sihar singgah ditemani puluhan relawan, kali ini Sihar hanya masuk ke warung tersebut ditemani seorang stafnya.
Di warung tenda itu, Sihar duduk dan meminta segelas cendol dingin. Sihar duduk di hadapan seorang perempuan muda yang juga sedang menikmati segelas cendol. Sihar menyapa perempuan yang diketahui bernama Mayani Rumapea.
Mayani adalah warga Kecamatan Pangkalan, Kampung Padang yang sehari-sehari mengabdi sebagai guru honorer di sebuah Sekolah Dasar di Kampung Bangun Kecamatan Kampung Rakyat Labusel.
Setelah memperkenalkan dirinya, guru honorer itu menceritakan bahwa sebagai guru honorer, per bulannya ia mendapatkan gaji Rp 800 ribu. Mayani mengatakan, jika dilihat dari ukuran kebutuhan hidup, maka honor tersebut tidaklah cukup.
Karena itu, dia setiap bulannya harus ditopang bantuan dari oppungnya.
“Saya harus terus mengabdi, karena saya guru. Kalau dari segi pendapatan, sangat kurang. Tetapi saya punya tanggungjawab moral untuk terus mengajar,” katanya, Sabtu (10/3/2018) di hadapan Sihar.
Mayani berharap, agar pemerintah membantu operasional mereka. Sebab mereka adalah tenaga pengajar yang mengabdikan diri untuk para Siswa. “Kalau harapan kami, ada bantuan nantinya kepada kami Pak. Agar kami dapat terus mengabdi. Mengabdi sebagai guru honorer untuk mendidik anak-anak di daerah Sumut,” ujarnya.
“Angka gaji kami itu sangat kecil, sehingga kami berharap kelak apabila Djarot-Sihar terpilih, mereka memikirkan nasib kami. Mungkin nanti kami bisa dibantu dari APBD Provinsi,” terangnya.
Menyikapi hal itu, Sihar mengatakan, mereka sedang mempersiapkan program pendidikan di daerah. Termasuk program pemaksimalan pengembangan dan memperjuangkan nasib para guru tersebut. Karena DJOSS berkomitmen membangun Sumut agar rakyat tidak bodoh, tidak lapar dan tidak sakit.
“Gimana rakyat pintar kalau gurunya tersiksa. Jadi ini akan kita perjuangkan bersama,” ujar Sihar.
“Karena dasar dari pendidikan ada pada guru yang menerapkan ilmu. Jika guru mengabdikan diri, maka kita harus menghargai pengabdian itu,” tandasnya.(mtd/min)
============