medanToday.com, JAKARTA – Pelemahan harga karet berlanjut pada akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Rabu (20/9/2017), akibat terbebani sejumlah faktor termasuk lesunya sejumlah indikator ekonomi China.
Harga karet untuk pengiriman Februari 2018, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup turun 0,56% atau 1,20 poin di level 212,20 yen per kilogram (kg), level penutupan terendah baru sepanjang masa kontrak tersebut.
Sebelumnya harga karet dibuka dengan pelemahan 1,12% atau 2,40 poin di posisi 211 yen per kg, setelah pada perdagangan Selasa (19/9) berakhir anjlok lebih dari tiga persen.
Naohiro Niimura, partner Market Rist Advisory, mengatakan berlanjutnya pelemahan harga karet dipengaruhi oleh lesunya sejumlah indikator permintaan dari China.
“Beberapa indikator permintaan China, seperti investasi aset tetap dan produksi industri melemah,” ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa konsumsi komoditas akan mengalami perlambatan.
Perekonomian China secara tidak terduga melambat lebih jauh bulan lalu, setelah performa yang kurang bergairah pada Juli. Data produksi industri, penjualan ritel, dan investasi aset tetap mengalami laju kenaikan terlamban.
Seperti dilansir Bloomberg, produksi industri naik 6% pada Agustus dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Angka ini lebih kecil dari prediksi rata-rata para ekonom sebesar 6,6%% dan pencapaian pada Juli sebesar 6,4%. Tak hanya itu, angka produksi industri bulan lalu adalah laju kenaikan terlamban tahun ini.
Sementara itu, penjualan ritel naik 10,1% dibandingkan dengan setahun sebelumnya, lebih rendah dari prediksi sebesar 10,5% dan pencapaian pada Juli sebesar 10,4%. Penjualan ritel juga mengalami laju kenaikan terlamban tahun ini.
Adapun investasi aset tetap di daerah perkotaan naik 7,8% sepanjang delapan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini lebih kecil dari prediksi kenaikan sebesar 8,2% sekaligus terlamban sejak 1999.
Turut membebani harga karet, jumlah stok yang dimonitor Shanghai Futures Exchange naik 2% menjadi 430.735 ton pada 14 September, level tertinggi sejak setidaknya 2003.
Sementara itu, nilai tukar yen menguat 0,13% atau 0,14 poin ke posisi 111,45 per dolar AS pada pukul 14.22 WIB, setelah pada Selasa (19/9) berakhir terdepresiasi 0,02% di posisi 111,59.
(MTD/MIN)