medanToday.com, HARARE – Zimbabwe dijadwalkan melantik presiden baru Emmerson Mnangagwa pada Jumat (24/11/2017). Menjelang pelantikan itu, Inggris mengirim utusan ke Harare.
Menteri Negara Inggris untuk Afrika Rory Stewart telah tiba di Zimbabwe pada Kamis (23/11/2017).
Agenda pertama yang dilakukannya adalah mengadakan perundingan jelang pelantikan presiden baru.
Stewart dijadwalkan bertemu dengan pemimpin politik, bisnis, serta kelompok hak asasi manusia dan juga organisasi non-pemerintah. Demikian disampaikan kementerian luar negeri Inggris.
Terkait pergolakan politik di Zimbabwe yang berujung pada mundurnya Robert Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun, Stewart menggambarkannya sebagai sejarah penting bagi negara itu.
“Peristiwa yang terjadi pada beberapa hari terakhir telah memberi harapan kepada warganya bahwa Zimbabwe dapat berjalan di jalur yang berbeda, lebih demokratis dan sejahtera,” tulis pernyataan kementerian.
Sebelum merdeka, Zimbabwe ada di bawah pemerintahan kolonial Inggris. Sekitar 20.000 warga Inggris tinggal di Zimbabwe.
Sebaliknya, sekitar 112.000 warga Zimbabwe hidup di Inggris.
Pemerintah Inggris juga menyediakan bantuan hingga sekitar 86 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,5 triliun untuk Zimbabwe setiap tahun.
Namun hubungan kedua negara sempat terganjal selama pemerintahan Mugabe di mana banyak lahan pertanian yang diambil alih.
“Apa yang terjadi selanjutnya haruslah digerakkan oleh orang-orang Zimbabwe.”
“Itu harus sesuai dengan konstitusi dan mustahil tanpa tekad dari pemerintahan selanjutnya.”
“Karena itulah saya datang hari ini. Inggris ingin menjadi mitra sejati bagi warga Zimbabwe saat mereka membangun masa depan yang baru,” kata Stewart.
(mtd/min)