medanToday.com,KARO – Tidak ada pekerjaan yang mudah. Baik itu bekerja dengan orang lain ataupun merintis usaha sendiri. Namun di era digita saat ini, pengusaha muda menjadi tren atau istilahnya entrepreneurship.
Lantas mengapa harus jadi pengusaha di usia muda? Aktivis Rizki Arif Rianda menuturkan kita akan lebih leluasa atas kendali masa depan jadi bisa memanfaatkan waktu dengan baik tanpa terikat dengan orang lain.
“Percepatan menjadi kaya, suka tantangan, dan ketidakpastian jadi saat kita sedang berada di posisi aman, nyaman, dan tenang itu berarti kita sedang tidak tumbuh karena kita tidak ingin keluar dari zona nyaman,” ujarnya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Peluang dan Tantangan Milenial di Era Digital” beberapa waktu lalu.
Chacha Annissa selaku Key Opinion Leader menyampaikan kita harus memanfaatkan energi kita sebagai anak muda untuk membangun bisnis, karena dengan adanya media sosial juga membantu kita memudahkan untuk promosi, membangun personal branding.
“Tapi dengan majunya teknologi kita juga harus bisa membedakan mana yang baik dan buruknya di sosial media,” ungkapnya.
Aktivis dan Pengusaha Muda, M. Iqbal Harefa, menjelaskan era digital saat ini sangat berpengaruh buat hidup kita, terutama bagi warga milenial. Karena pada awal tahun 2021 pengguna internet terdapat 202,6 juta jiwa dan sudah meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa dibanding tahun 2020. Dan penetrasi internet di Indonesia 73,7 persen.
Inna Dinovita, CEO Saesha Cantika Indonesia menyampaikan kita bisa mengambil peran dalam menggunakan digital untuk menggunakannya untuk hal yang positif dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Transformasi digital ini berkaitan dengan pemanfaatan ekonomi digital karena dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat kita harus bisa beradaptasi, karena ekonomi digital ini mampu menopang ekonomi kita melalui transformasi digital.
CEO PT Kampung Kaleng Indonesia, Muhammad Arif Rahmat mengatakan kita harus memahami resiko siber adalah resiko kerugian yang terkait dengan sistem teknologi. Resiko ini dapat berupa kerugian keuangan, gangguan operasional, masalah hukum dan tanggung jawab, atau rusaknya reputasi usaha atau pribadi.
====================