medanToday.com, POLEWALIMANDAR – Bukan hanya menderita penyakit kanker, Nurlina, seorang warga asal Desa Pasiang, Kecamantan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, kini tubuhnya dipenuhi belatung.
Nurlina sebelumnya mengidap penyakit kanker payudara stadium 4. Namun, akibat terjadinya pembusukan di tubuhnya, puluhan belatung pun bersarang serta berkembang biak dalam sepekan ini.
Sayangya, ia tak juga mendapatkan perawatan yang memadai. Nurlina dipindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.
Sebuah rumah sakit menjanjikan kepada Nurlina untuk diberikan kemoterapi, namun lebih dari dua bulan kemoterapi tak kunjung ia dapatkan dan tanpa mendapat penjelasan.
Kepala Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, SpRad (K)OnkRad mengatakan, belatung tidak tumbuh pada kulit yang tertutup. Kemungkinan terdapat luka yang terbuka dan menjadi kotor.
“Kanker payudara stadium 4 juga bisa tumor payudaranya sudah pecah. Luka itu terbuka kemudian kotor. Mungkin juga dihinggapi lalat,” kata Soehartati, Kamis (7/9/2017).
Soehartati menegaskan bahwa penyakit kanker payudara dan timbulnya belatung bukanlah kondisi yang beriringan.
Belatung juga bisa tumbuh pada penyakit lain dengan luka terbuka, misalnya, hal itu bisa terjadi pada penderita diabetes melitus. Saat kaki pesien terluka, kotoran dapat masuk dan terjadi pembusukan.
“Bukan berarti kanker stadium 4 atau kanker payudara harus kena belatung. Itu dua hal yang berbeda,” ucap Soehartati.
Kemoterapi dapat menjadi pilihan pengobatan Nurlina. Selain itu, kondisi kesehatannya secara umum juga harus diperbaiki. Jika terdapat kekurangan cairan atau diperlukan pembahan gizi, cairan infus dapat diberikan. Kemudian, luka yang telah dihinggapi belatung juga dibersihkan.
Untuk pasein kanker, upaya pengobatan difokuskan pada perbaikan kualitas hidup. Meski telah sampai pada stadium akhir, selalu ada kemungkinan untuk mengontrol kanker dengan perawan yang memadai.
“Bicara kanker tidak bicara sembuh. Kita bicara kemungkinan hidup 5 tahun – 10 tahun dengan pengobatan yang baik,” ujar Soehartati.(MTD/min)
==========================================================