medanToday.com,Medan – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab”.
Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar, dihadiri oleh sekitar 284 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Syali Gestanon, Kepala Seksi Pengelolaan dan Aspirasi Publik Dinas Kominfotik; Feri F. Alamsyah, Dosen Ilmu Komunikasi; M. Nurul Fadhli, Ketua YP. Annur Prima Medan; dan Ngatmini, M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri dan Hubungan Masyarakat SMK Negeri 8 Medan.
Pada Sesi pertama tampil Syali Gestanon, memaparkan informasi yang ada butuh disaring kebenarannya (kredibilitas sumber dan validasi data informasi) sanksi menunggu bagi pengedar informasi palsu. Cek turnbackhoax.id di jakarta ada @jalahoax.
Giliran pembicara kedua, Feri F. Alamsyah, menjelaskan jangan sembarangan melakukan klik pada tautan iklan pop-up yang sering muncul. Hati-hati dengan telepon dari nomor yang tidak Anda kenal. Hati-hati membuka informasi (menang undian, hadiah jutaan rupiah) via e-mail, WA, Line, dan SMS. Hindari login akun digital di komputer atau handphone orang lain.
“Jangan lupa untuk selalu Log-Out atau Sign-Out setelah selesai. Pastikan hapus aplikasi dan data atau unlink device di gawai lama. Jangan lupa untuk rajin update semua perangkat lunak Anda di smartphone, tablet, atau PC,” jelasnya.
Tampil sebagai pembicara ketiga, M. Nurul Fadhli mengatakan bertanggung jawab untuk setiap konten yang diakses maupun di unggah di internet. Menghargai orang lain. Hindari penyebaran SARA, pornografi, dan aksi kekerasan. Menjaga privasi data diri, nomor telepon, dan alamat rumah. Jangan lupa cantumkan sumber informasi yang kita dapatkan. Kritis dalam berpikir.
Pembicara keempat, Ngatmini, menuturkan kebebasan mengekspresikan diri dapat menimbulkan persoalan yang tidak ringan. Salah satunya adalah munculnya sikap intoleransi karena perbedaan pendapat. Oleh karenanya etika menjadi kunci dalam menjaga toleransi berinteraksi, berkomunikasi, dan beragama.(*)