Jejak Digital Merupakan Investasi untuk Masa Depan

0
202
ILUSTRASI Pria remaja saat sedang berselancar di media sosial menggunakan smartphone di Medan. Foto: Dedi Sinuhaji for medanToday.com

medanToday.com,MEDAN – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara kembali bergulir dengan tajuk “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Rasianna Br Saragih, Dosen Ilmu Komunikasi UNIB memaparkan digital skill berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Dezty Su, Food Photographer & Owner BnBe Studio menjelaskan jejak digital atau digital footprint, adalah tapak data yang tertinggal setelah beraktivitas di internet. Jejak digital merupakan investasi masa depan untuk perkembangan karir, mencari pekerjaan, kerja sama usaha, pemimpin masyarakat dan mendapat beasiswa.

Oloan Pandapotan, Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan mengatakan resiko akibat kejahatan internet, kerugian materi baik pada diri kita sendiri atau keluarga atau teman dan lingkaran sosial kita.

“Kita dapat menguasai diri kita terlebih dahulu, jangan mudah terpancing dan terbawa emosi mengenai hal tersebut. lihat konteks yang sedang dibicarakan, apakah benar atau tidak, jika benar kita dapat mengevaluasi diri dengan berita tersebut, namun jika tidak benar jangan kita balas dengan ucapan-ucapan yang melanggar etika bermedia sosial. Klarifikasi berita tersebut dengan kepala dingin dan komunikasikan secara personal dengan penyebar berita tersebut,” jelasnya.

Minnatiani, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Pascasarjana SMA Negeri 11 Medan menuturkan kita harus menjadi masyarakat yang pintar dalam berperilaku yang aman di media sosial atau ruang digital yaitu dengan cara menjaga keamanan akun dan diri, tidak menuliskan dan menyebarkan data pribadi, menjaga sikap dan etika ketika menggunakan media sosial, berbagi informasi tentang pengetahuan dan pengalaman, tidak menyebarkan berita palsu dan tidak menimbulkan perdebatan untuk keributan.

Amelia Azzahrah sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.