Mantan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kedua kiri) didampingi pejabat baru Ketua Umum PSSI Djoko Driyono (kanan) menyampaikan keterangan kepada pers terkait pengunduran dirinya seusai pembukaan Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). Dalam kongres yang berlangsung sehari tersebut, Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI dan menyerahkan jabatan itu kepada Wakil Ketua Djoko Driyono. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/ama.

medanToday.com,JAKARTA – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengaku bersedia diperiksa Satgas Anti Mafia Bola setelah Plt. Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka.

Edy Rahmayadi angkat bicara soal status tersangka yang menimpa Joko Driyono atas kasus perusakan garis polisi dan pencurian barang bukti dari tempat kejadian perkara (TKP).

Penetapan tersangka itu diberlakukan setelah Satgas Anti Mafia melakukan penggeledahan di apartemen Jokdri yang berlokasi di Apartemen Taman Rasuna, tower 9 lantai 18 unit 0918 C, Jalan Taman Rasuna Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (14/2).

Joko Driyono merupakan tersangka ke-15 terkait kasus pengaturan skor yang tengah ditangani Satgas. Seluruh tersangka itu berasal dari kasus pertandingan sepak bola yang terjadi di Liga 2 dan Liga 3.

Saat ditanya mengenai status tersangka Joko Driyono, Edy Rahmayadi mengaku siap diperiksa Satgas Anti Mafia Bola.

“Kan sudah saya bilang, bersihkan semua. Mau ada yang lain kek. Kan saya saat itu ketua PSSI-nya, bila perlu saya [diperiksa]. Anda kan mau menyinggung saya begitu? Enggak apa-apa,” ucap Edy kepada wartawan, Senin (18/2).

Selain siap diperiksa Satgas Anti Mafia Bola, Edy Rahmayadi juga memberikan saran untuk Joko Driyono. Ia berharap mantan bawahannya itu bisa membantu menuntaskan kasus pengaturan skor di sepak bola Indonesia.

“Ungkap dan lepaskan semua, bersihkan sebersih bersihnya,” tutur Edy.

Edy yang kini fokus menjadi Gubernur Sumatera Utara mendukung kepolisian mengusut tuntas kasus dugaan pengaturan skor di Indonesia.

Menurut Edy organisasi PSSI sama sekali tidak mengamanatkan perbuatan yang menyalahi aturan. Hal itu sejalan dengan target FIFA yang mengharamkan perbuatan pengaturan skor.

“Sebab, PSSI amanatnya untuk membesarkan sepak bola Indonesia,” ucap Edy.

Karena itu, Edy meminta aparat kepolisian terutama Satgas Anti Mafia Bola agar membersihkan seluruh unsur-unsur yang melakukan perbuatan melanggar amanat organisasi PSSI.

“Harus bersih, bersihkan sampai ke akar-akarnya. Karena kalau tidak bersih, besok PSSI tidak akan bisa berjalan dengan baik,” tegas Edy.

Joko Driyono menggantikan posisi Edy Rahmayadi yang mundur sebagai pucuk pimpinan PSSI pada Kongres Tahunan PSSI 2019 di Bali di Hotel Sofitel, Minggu (20/1). (mtd/min)

==========================