medanToday.com, JAKSEL – Ketua Presidium Aksi Bela Islam, Kapitra Ampera menyampaikan, pertemuan Ijtima Ulama Kedua pada Minggu, 16 September 2018 besok sebaiknya dibatalkan. Penyelenggaraan acara tersebut dinilai hanya akan membuahkan kekecewaan di kemudian hari, khususnya kepada umat Islam.
“Batalkan Ijtima Ulama Kedua kalau hanya mendukung Prabowo Sandi dengan membawa kontrak politik. Antum pasti kecewa. Kembali ke Alquran. Kalau hanya untuk mendukung Prabowo Sandi berarti umat Islam ini terpolarisasi dan tertipu dalam pilihan politik,” katanya di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (15/9).
Menurutnya, Ijtima Ulama kedua pada akhirnya akan dilematis. Pasalnya, pada akhirnya mereka melepas penekanan menjadikan ulama sebagai wakil presiden dan memilih jalur kontrak politik.
“Lah di depan mata saja keputusan Ijtima Ulama (pertama) saja ditinggalkan, gimana mau kontrak politik. yang benar itu dukung Kyai Haji Ma’ruf Amin, meninggalkan Prabowo Sandi. Bagaimana bisa Ijtima Ulama tidak mendukung ulama,” jelasnya.
Pada Ijtima Ulama pertama, Prabowo Subianto bersama partai politik pengusung pada akhirnya tidak menjatuhkan pilihan kepada Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Somad sebagai bakal calon wakil presiden.
Setelahnya, lanjut Kapitra, ulama tidak menyerah dengan kembali ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra itu dan menyodorkan nama Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dan Arifin Ilham.
“Nah kalau memang konsisten dengan kata ulama, harusnya didukung ulama yang jadi wakil presiden. Siapa yang bisa bilang Kiai Ma’ruf Amin tidak terlibat aksi membela Alquran? Siapa yang bisa bilang dia bukan ulama? Siapa yang bisa bilang dia bukan Islam atau bahkan munafik? Bahkan toh Jokowinya juga Islam 24 karat. Kenapa tidak bela ulama,” bebernya.
Bagi mantan Pengacara Rizieq Shihab itu, Ijtima Ulama merupakan metamorfosa dari gerakan penegakan hukum ketika mendesak Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dipidana atas dugaan penistaan agama. Kemudian berlanjut kepada upaya mendukung ulama menjadi wakil presiden.
“Saya orang yang mendukung ulama jadi presiden atau wakil presiden. Kembalilah ke Ijtima Ulama Pertama yang mendukung ulama menjadi wakil presiden,” Kapitra menandaskan. (mtd/min)
========================