medanToday.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih mencatatkan hasil buruk di kuartal III-2017. Kerugian perusahaan penerbangan pelat merah ini justru mencatatkan kenaikan ke level US$ 222,04 juta.
Pada periode yang sama di tahun sebelumnya GIAA mencatat rugi sebesar US$ 44,01 juta.
Mengutip laporan keuangan yang dirilis oleh GIAA pada keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/10/2017), pendapatan GIAA mencapai US$ 3,11 miliar.
Pendapatan ini naik 8,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 2,86 miliar.
Dari total pendapatan, penerbangan berjadwal masih mengontribusi pendapatan terbesar Garuda, yakni US$ 2,52 miliar.
Sementara itu penerbangan tidak berjadwal menyumbang sekitar US$ 256 juta. GIAA memperoleh pendapatan dari pendapatan lainnya sebesar US$ 332 juta.
Beban operasional penerbangan masih menjadi beban terbesar GIAA, yakni US$ 1,86 miliar. Beban operasional penerbangan ini meningkat ketimbang sembilan bulan pertama tahun lalu sebesar US$ 1,63 miliar.
Kenaikan beban usaha terjadi hampir di seluruh pos. Total beban usaha GIAA naik 12,54%, lebih tinggi ketimbang kenaikan pendapatan emiten penerbangan ini. Total beban usaha GIAA hingga akhir September 2017 mencapai US$ 3,23 miliar.
(mtd/min)