medanToday.com,MEDAN – Tertangkapnya para pelaku penembakan membuka tabir dibalik peristiwa tewasnya Indra Gunawan, 45 alias Kuna pemilik toko reparasi air softgun di Jalan Ahmad Yani (Kesawan) Medan. Terungkap, pembunuhan berencana tersebut dilakukan oleh Rawindra CS yang merupakan kelompok pembunuhan yang terorganisisr.
Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, dalam peristiwa penembakan yang menyebabkan korban atas nama Indra Gunawan alias Kuna tewas melibatkan lima orang tersangka yakni, Rawindra, alias Rawi, 40 warga Jalan Waru Medan yang bertindak selaku perekrut dan perencana; Jo Hendal alias Zen, 41 warga Jalan Sukaraja, Batubara, Sumut yang merupakan pengendara sepeda motor; Putra, 31 yang merupakan eksekutor; kemudian Chandra alias Ayen dan John Marwan Lubis yang menyimpan senjata api yang digunakan.
“Kasus pembunuhan bersenjata yang dilakukan kelompok yang terorganisir. Pembunuhan yang dilakukan adalah rangkaian pembunuhnan berseri, yang diungkap ada dua seri pembunahan pertama 5 april 2014 oleh jaringan sama. Kemudian seri kedua pada 18 Januari 2017. Dua seri pembunuhan ini dilakukan kelompok jaringan pembunuh bersenjata terhadap korban yang sama,” jelas Irjen Rycko Amelza Dahniel didampingi Kapolresabes Medan Kombes Sandi Nugroho, Dirkrimum Polda Sumut Kombes Nur Fallah, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut Kombes Farid Armansyah, Kasat Brimob Polda Sumut Kombes Zulfikar di Instalasi Kamar Jenazah RS Bhayangkara Polda Sumut, Minggu (22/1/2017).
Terbongkarnya komplotan ini berawal dari tertangkapnya M Muslim dan Wahyudi alias Culun beradasarkan laporan LP/841/K/IV/2014/SPKT Resta Medan yang dilaporkan oleg Indra Gunawan. Saat itu yang menjadi korban adalah Wiria karyawan Indra Gunawan alias Kuna.
Keduanya merupakan eksekutor pembunuhan atas Wiria yang dilakukan pada April 2014 lalu. Dari situlah kemudian tim gabungan Polrestabes Medan dan Polda Sumut meringkus pelaku lainnya.
“Diawali penangkapan Muslim di Bakaran Batu kemarin sore, kemudian ditangkap Culun. Muslim waktu itu eksekutor sedangkan Culun pengemudi motor. Dari dua orang ini kita dapat informasi, bahwa mereka dapat tugas membunuh seri kedua (pembunuhan Kuna) tapi ditolak. Dari situ kita mengungkap jaringan besar ini,” ujar Kapolda Sumut.
Setelah penangkapan Muslim dan Culu, kemudian tim gabungan meringkus Jo Hendal yang bertugas sebagai joki sang eksekutor. Setelah itu barulah diketahui siapa pimpinan kelompok pembunuh bayaran ini. Dua diantara para pelaku tewas diterjang peluru petugas.
“Saat ditangkap ada perlawanan dengan menggunakan samurai dan pisau. Sehingga keduanya ditembak dan meninggal dunia. Yang meninggal dunia adalah Rawi dan Putra,” beber Rycko.
Dari tangan para pelaku, Polisi menyita barang bukti berpa tiga pucuk senjata api, sebilah samurai, pisau, ponsel, kartu atm dan buku tabungan. Sampai saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan pengembangan atas kasus tersebut.
“Kita akan terus ungkap apa ada kasus pembunuhan lain yang dikerjakan oleh mereka. Hari ini rumah mereka kita police line, unuk dapatkan petunjuk lain apakah ada kasus lain,” ungkap Kapolda Sumut.
“Ini kejadian luar biasa. Saya sudah katakan saya dengan tegas akan menindak preman dan pembunuh bayaran,” tandasnya.
Seperti diketahui, Indra Gunawan alias Kuna tewas tertembak di depan toko reparasi air softgun miliknya di Jalan Ahmad Yani (Kesawan) Medan, pada Rabu, 18 Januari 2017 kemarin. Peluru menembus dada kiri Kuna dan mengenai pembuluh darah besar. Hal itu membuat korban tewas meski sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. (mtd/bwo)
==============