Dear… Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saya hormati dan saya cintai. Apa kabar pak? Semoga bapak dalam keadaan sehat selalu dalam perlindungan Tuhan yang maha kuasa.

Akhir-akhir ini situasi politik Indonesia memanas ya pak, banyak yang baperan. Saya yakin dan percaya bapak pasti “prihatin” dengan kondisi ini. Semua bicara politik dari anak-anak sampai kakek-nenek.Sangkin hits-nya bahasan politik, bayangkan pak. Sampai emak-emak di samping rumah saya sibuk bicara politik pak.

Saya “prihatin” dengan kondisi seperti ini pak, lebih “prihatin” lagi saya merasa bersalah pada bapak, tak pernah mengerti posisi bapak saat menjabat Presiden dua periode Republik Indonesia. 2 kali pemilu ditahun 2004 dan 2009, 2 kali pula bapak menang pemilihan Presiden. Kalau tidak salah lawannya seorang Ibu-ibu juga ya pak.

Saya mohon maaf telah lancang menggunakan kata-kata; “Prihatin” bapak. Tak ada maksud saya menciplak apalagi menistakan kata-kata andalan bapak itu : “tapi saya benar-benar prihatin dengan apa yang bapak alami saat ini”

Saya tak bisa bayangkan demo 411 itu yang disalahkan bapak sebagai penyandang dananya, sampai lebaran kudapun saya tak pernah percaya akan hal itu pak. Percayalah pak, saya “prihatin”.

Sebaik-baiknya orang tua adalah mengantar anak ke Sekolah dan ke KPU, Bapak melakukannya dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Bapak di tuduh pula egois sebagai seorang ayah, saya “prihatin” pak.

Saya juga prihatin, soal pak Jokowi yang belum ngajak bapak makan siang. Padahal Ketua-ketua Partai lainnya diajak makan Ikan bakar Istana. Seingat saya, Bapak dan Wiranto (Hanura) yang belum diundang makan ke istana.  Ya, pak Wiranto lah kan Mentri ya Pak ? bisa tiap hari makan semeja Presiden. Untuk ini saya kembali “prihatin” pak.

Kecuali soal bapak yang mulai aktif menulis essay di koran pak, Tulisan bapak di salah satu media berjudul “Pulihkan Kedamaian dan Persatuan Kita”. Asli pak, buat saya minder.

Presiden SBY bersama Aira, cucu pertamanya. (sumber:twitter@SBYudhoyono)
Presiden SBY bersama Aira, cucu pertamanya. (sumber:twitter@SBYudhoyono)

Seumur-umur saya belum tentu mampu menulis sebagus itu pak. Saya agak kecewa, soalnya salah satu kendala saya selama ini menulis artikel adalah harus bersaing dengan penulis-penulis lainnya di meja redaksi pak. Ya, saya bukan apa-apanyalah pak kalau nantinya harus bersaing dengan bapak di Redaksi.

Ampun tujuh turunan, kalau bahasa Medannya pak “Ampun Ketua”. Saya kutunya semut, bapak gajah. Berjuta-juta kali lipat lebih besar dari saya.

Tapi saya yakin bapak adalah seorang negarawan pak, Jiwa patriotisme bapak tak ada yang meragukan untuk bangsa dan negara ini. Apalagi semua orang tahu bahwa bapak menantu Jendral Sarwo Edhi. Tokoh TNI yang memimpin penumpasan PKI.

Sebenarnya maksud dan tujuan saya, bukan bicara politik pak. Lagi pula saya hanya orang berasal dari desa di pedalaman Sumatera Utara pak, suka paranoid. Percaya tahayul dan Mitos, pakaian yang saya gunakan juga tak semodern anak bapak Ibas. Lengan panjang dan sangat berwibawa. Bukan pula saya mau bicara utang luar negeri yang semakin lama semakin bertambah. Mana ngerti saya pak.

Bukan pula soal kasus isu penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau beken di panggil Ahok. Apalagi itu pak, jauh pak saya tak paham kasusnya.

Ini pembicaraan serius pak, pembicaraan tentang Sepak Bola. Olah raga paling populer sejagad raya juga se-Indonesia Raya yang menyatukan kita. Tanggal 17 Desember 2016 nanti, seperti yang bapak ketahui Timnas Indonesia akan bertanding melawan Thailand di Leg kedua Final AFF 2016 pak. Di pertemuan pertama Indonesia sudah menang 2-1 pak.

Bapak pasti tahulah soal ini, meski mantan mentri olahraga kita Andi Malaranggeng di tahan KPK. Minimal bapak punya stok kader di Partai Demokrat yang juga mantan Menpora-lah, kalau tidak salah bapak Roy Suryo pak. Menteri dimasa lalu sempat tidak hafal lagu Indonesia Raya.

Begini pak, setelah mengikuti jejak langkah bapak selama ini. Sebagai seorang fans berat Tim Nasional Indonesia saya mohon bapak jangan bepergian. Apalagi ke Thailand pak, Kita butuh juara pak. Jangan berangkat ya pak, tolong tunda keberangkatan bapak jika punya niatan berangkat ke Thailand. Ini berbahaya pak, jangan sampai Timnas Indonesia gagal juara.

Ijinkan saya menyampaikan alasannya pak. Pertama, Tahun 2007 di Piala Asia 2007, Indonesia bersama empat negara lainnya menjadi tuan rumah piala ASIA. Bapak hadir di menonton pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi di GBK dan Indonesia kalah 1-2.

Mohon maaf pak, saya tak berani memanjangkan nama GBK. Soalnya itu nama ayah ibu mantan presiden yang belum mau bertemu.

Kedua, di Piala Asia 2007 pula, saat itu timnas hanya butuh hasil seri untuk dapat lolos ke perempatfinal. Namun ternyata Indonesia harus kalah 0-1 dari Korea Selatan dan pada saat itu bapak ada juga di stadion.

Ketiga, Pada oktober 2010. Bapak juga menyaksikan langsung di stadion bagaimana Timnas Indonesia dicukur 7-1 oleh Uruguay di GBK.

Keempat, pada Final AFF tahun 2010 bapak juga menyaksikan langsung di GBK kekalahan 1-2 Indonesia melawan Malaysia. Sehingga agregat kekalahan di Final AFF 2010 menjadi 5-1 setelah sebelumnya kalah 3-0 di kandang Malaysia.

sby-timnas3

Sehingga sebagai seorang negarawan bapak pasti mengerti hal ini. bahwa kepentingan bangsa diatas segala-galanya, hukum sebagai panglima dan katakan tidak pada korupsi.

Maaf pak, keceplosan . Jangan salahkan saya jika percaya mitos pak, sejujurnya saya terinspirasi bapak akan hal ini. Saya tahu betapa cintanya bapak dengan angka 9 pak.

Bapak lahir tanggal dilahirkan pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1949, Partai Demokrat bapak lahirkan 9 September 2001.

Bapak di Pemilu tahun 2009 SMS center dengan nomor 9949. Jika deretan angka tersebut dijumlahkan maka akan menghasilkan angka 31, yaitu nomor urut Partai Demokrat pada yang memenangkan Pemilu Legislatif 2009 pak.

Banyak yang “prihatin” dengan saya pak. Katanya “Yaelah bro, zaman sekarang amsih percaya mitos”

Terus aku jawab dengan gaya bicara ala Ruhut Sitompul salah satu kader terbaik bapak; “Panutanku SBY, SBY mengajarkan saya…..”

Soal priahtin-prihatinan pak saya akan tegas bilang, “Bapak SBY Prihatin Berdiri, Saya Prihatin Berlari”

Sudah jam 9 lewat 9 menit pak, saya mau cari kopi dulu. Tidak usah pusing-pusing soal 9 naga yang diisukan dekat dengan ahok. Terima kasih sudah membaca MedanToday.com hari ini ya pak, meski hanya “Sambilan”.

====================
Penulis : Anwar Saragih
Editor medanToday.com | Dosen Muda Ilmu Pemerintahan Universitas Darma Agung