Memasyarakatkan Literasi Digital Melalui Dongeng dan Story Telling

0
146
ILUSTRASI. Ist

medanToday.com,LANGKAT – Orang tua harus banyak bercerita dan mengobrol dengan anak. Karena anak-anak lebih senang di ceritakan sesuatu seperti di dongeng. Dongeng menjadi sebuah proses belajar yang sangat menyenangkan untuk anak-anak.

“Mereka juga merasa diperhatikan karena dongeng merupakan dua arah dengan bahasa yang sederhana,” ujar Nandadieva Shahannaz saat menjadi key opinion leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi di Kabupaten Langkat dengan tema “Memasyarakatkan Literasi Digital Melalui Dongeng dan Story Telling.

Kepala Divisi Program Yayasan Sekolah Istana Hati Kita, Ridho Pratama memaparkan Story telling merupakan salah satu metode yang digunakan oleh orang tua dan guru untuk menyampaikan pesan kebaikan dalam suatu cerita. Karena ada tiga manfaat yang menakjubkan ketika bercerita yaitu membangun karakter anak, media pembelajaran anak, menangani situasi dan kondisi anak.

Ketua Kampung Dongeng Sumatera Utara, Indriani mengaku kerap menggunakan properti boneka mempresentasikan tentang dongeng. Menurutnya dongeng merupakan hasil rekayasa imajinatif, dengan alur ceritanya sederhana dan mengandung pesan mulia bermakna, tapi tidak benar-benar terjadi.

Persiapan yang harus dilakukan adalah naskah cerita yaitu membuat atau memilih. Tentukan tema cerita misalnya percaya diri, pembelajaran, kemandirian, inisiatif, dan pantang menyerah.

“Sesuaikan dengan usia anak, menyesuaikan durasi cerita. Kedua, menyiapkan alat peraga bila diperlukan, ketiga berlatih secukupnya (olah vocal, olah gerak, olah bahasa, olah media) dan yang keempat adalah menyiapkan tempat bercerita,” jelasnya.

Reno Intan, yang merupakan Dosen dan Akademisi mengatakan interaksi di ruang digital meliputi mengunggah atau upload, mengunduh atau download, berselancar atau browsing, dan game online.

Tips dan trik berinteraksi yang aman di internet untuk anak yang pertama adalah pastikan mengaktifkan anti-virus atau settingan pada aplikasi, kedua, bekali anak dengan pengetahuan mengetahui digital safety, yaitu kemampuan individu dalam mengenali, menganalisis, dan meningkatkan kesadaran terhadap perlindungan data diri.

Beberapa bentuk digital safety yaitu tidak menyebarkan informasi pribadi dan tidak berbagi password atau pin dengan orang lain, tidak meng-klik website tertentu atau mengabaikan iklan pop-up. Kemudian awasi dan dampingi penggunaan gawai pada anak. Orang tua harus terlibat aktif dalam pemilihan aplikasi atau layanan yang digunakan anak.

“Pastikan aplikasi dan layanan sesuai dengan usia dan tahap perkembanganannya dan rutin memeriksa jejak digital atau histori pencarian anak. Yang terakhir adalah bangun komunikasi yang terbuka dan menyenangkan,” katanya.

Sedangkan Akademisi dan Peneliti Literasi Media dan Budaya Digital Dr. (cand) Fakhrur Rozi memaparkan ancaman yang muncul di dunia digital adalah kejahatan internet seperti pornografi, perjudian, hoax, penipuan, pelecehan, cyberbullying, ujaran kebencian, dan radikalisme.

Ancaman di internet merupakan spam, spyware, malware, phishing, hacker, cracker. Jadilah millennial yang cerdas digital yang pertama adalah komunikasi dan berempati, lalu BTS (baca, tulis, dan share).

=======================