Siswi Sekolah Mengah Atas (SMA) Teladan Kota Pematangsiantar bernama Nadya yang dianiaya, diduga pria berbaju hitam merupakan pelakunya. (facebook)

medanToday.com, SIANTAR – Beda dengan yang lazim terjadi, biasanya keluarga korban penganiayaan menyimpan dendam pada pelaku. Tapi tidak bagi Watrizal, ayah Nadya.

Meski sudah dianiaya hingga kritis dan hampir kehilangan nyawa. Sang ayah tetap tegar mendoakan pelaku agar panjang umur.

Keluarga sedikit pun tidak dendam dan menginginkan apa pun terhadap terduga pelaku sadis, Dede Saputra alias Dirli.

Ayah Nadya, Watrizal, mengatakan tidak menginginkan sesuatu yang buruk menimpa terduga pelaku sadis DS, meski sudah berniat menghhilangkan nyawa putrinya.

Watrizal juga tidak mau mendesak Polres Siantar dan tidak meminta apa-apa kepada aparat penegak hukum itu.

“Sendainya pelakunya ditangkap, kami tidak ingin pelaku ini entah diapa-apai. Yang penting dia sehat-sehat selalu, dan panjang umur selalu. Biarlah pihak berwajib yang menangani ini. Biarlah hidup mati di tangan Allah yang Maha Tahu,” kata Watrizal.

Sontak doa Watrizal untuk pelaku sadis itu membuat sejumlah wartawan terderana dan terenyuh. Apalagi saat wartawan kembali menanyakan hukuman apa yang pantas diberikan kepada pelaku sadis.

“Soal hukumannya, kami enggak mau tahu. Yang penting anak saya ini sehat-sehat selalu dan rajin belajar, kemudian hari tidak lagi ada sifat-sifat dan pikirannya ke yang lain-lain. Ini soal pelaku ditangkap atau tidak, kami tidak memikirkan itu,” katanya.

Sementar itu, Watrizal bersyukur anaknya terus berangsur membaik. Ia bahkan sudah dapat berkomunikasi dengan putrinya itu.

“Kenapa dipukuli aku? Padahal orangtuaku baik samamu, kok sampai hati kau?” kata Nadya kepada DS yang diiperagakan Watrizal.

“Endak, aku cuma untuk membunuhmu aja,” jawab DS kepada Nadya yang juga ditirukan Watrizal.

Ditanyai soal hasil visum dan dugaan adanya percobaan rudapaksa, Watrizal juga menyampaikan hasil visum di RSUD Djasamen yang membuat lega. Bagian alat vital korban juga sama sekali tidak ada gangguan.

“Scanning kepalanya sehat, gak ada gangguan apa-apa dari tubuhnya. Itu dipukul, dipijak-pijak, tidak ada yang lain. Cuma dipijak-pijak. Dia gak ada diperkosa. Dia mempertahankan. Makanya babak belur, main (berkelahi mempertahankan diri) mereka. Visum bersih,” ungkap Watrizal.

Watrizal juga membantah adanya hubungan asmara antara pelaku dan putrinya. Watrizal juga sudah tahu bahwa pelaku DS berstatus sudah punya istri. Isu dendam juga dibantah Watrizal.

“Pelaku sudah kuanggap jadi saudara. Kuingatkan kalian ini (DS dan Nadya) abang adik. Jangan kalian pacaran. Lagian dia (DS) sudah berumah tangga. Kami gak ada bermusuhan. Gak ada (asmara). Kubilang juga jangan sempat suka. Anakku baik dia sama semua orang. Gak ada dia benci, dengki, busuk hati sama orang, gak ada. Sering membantu orang, sering minjami keretanya ke orang,” tegas Watrizal.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang siswi Sekolah Mengah Atas (SMA) Teladan Kota Pematangsiantar bernama Nadya menjadi korban penganiayaan sadis. Warga Jalan Tanah Jawa Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara ditemukan berlumuran darah di rumah warga bermarga Purba Lorong 20 Kecamatan Siantar Martoba. (mtd/min)

Siswi Cantik asal Siantar Dipukuli dan Sekujur Wajahnya Disayat Silet, Diduga Ini Pelakunya…