medanToday.com,LANGKAT – Dosen dan Penulis, Dian Ikha Pramayanti memaparkan online learning merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi.
Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar kapan dan di mana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang, dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak.
“Online learning bukan hanya berkaitan dengan perangkat keras saja, melainkan juga mencakup perangkat lunak berupa data yang dikirim dan disimpan, yang sewaktu-waktu dapat diakses,” katanya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital bertajuk Menjadi Tenaga Pendidik Cerdas Digital di Langkat, 15 Juni 2021.
Ciri-ciri pembelajaran online yaitu, pembelajaran dilakukan secara individu, terstruktur dan sistematis, mengutamakan keaktifan siswa, dan keterhubungan. Dalam mendistribusikan materi, hal yang harus diperhatikan adalah materi yang disampaikan penting, realitas, informatif, dan mengandung kebaikan
Dosen dan Youth Education Observer, Ninuk Wilani menjelaskan untuk meningkatkan keamanan pada proses pembelajaran online, langkah yang dapat diambil antara lain, pembaruan aplikasi, kode keamanan, menggunakan jaringan wifi yang aman, menghormati hak cipta atau sitasi dalam karya ilmiah, jangan tinggalkan laptop atau ponsel tanpa pengawasan, dan gunakanlah jaringan legal.
Etika penulisan KTI adalah kewajiban utama para penulis untuk menyampaikan kebenaran. Berkomitmen dan bertanggung jawab kepada pembaca. Menghormati hak kepada setiap orang untuk menyatakan pendapat.
“Menghormati karya orang lain dan dilarang melakukan plagiarism, menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama,” ungkapnya.
Penasehat Matematika Nusantara Sumatera Utara, Awaluddin Sitorus menjelaskan strategi antisipatif adalah dengan mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya. Sesuai berarti merancang tindakan menuju kesuksesan “berbasis” karakteristik zaman. Pendidikan memperjelas potensi baik, dan mengaburkan potensi buruk.
Menurutnya, orang tua dan guru harus menyamakan sudut pandang, kolaborasi antara guru dan orang tua membangun budaya seperti memahami era digital, penguatan agama, saling memahami peran, merancang langkah bersama, saling memuliakan untuk menguatkan kepercayaan anak, bersama mendengar dan menghargai siswa atau anak, menumbuhkan motivasi intrinsic anak, memberi alternatif bukan sekadar melarang, dan membangun kemampuan kecakapan abad 21 bagi siswa, di rumah dan sekolah.
Sekretaris JSDI Sumatera Utara, Surianto menjelaskan Neuro Linguistic Programming adalah studi tentang pikiran dan system saraf. Bagaimana kita berpikir, di mana pengalaman kita diproses. Linguistic merupakan bahasa yang digunakan untuk berbicara kepada diri sendiri atau orang lain, baik verbal maupun non verbal. Programming adalah sebuah operasi perintah yang menghasilkan sebuah output.
NLP adalah sebuah metode untuk mengerti, dan membantu mengubah perilaku manusia. Salah satu dampak perilaku anak di era digital adalah kecanduan HP yang menjadikan anak sulit untuk diberi perintah oleh guru atau orang tua, mengenal teknologi sejak belia, suka bermain game, dan malas mengerjakan tugas sekolah.
========================