medanToday.com, PALU – Ribuan orang mengungsi usai gempa 7,4 SR disusul tsunami menyapu Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Hanya baju yang melekat bisa dibawa karena bencana terjadi begitu mendadak dan cepat, Jumat (28/10) lalu.
Harta benda hasil jerih payah selama ini tertimbun bangunan yang roboh. Pun kartu identitas masing-masing. Di awal usai bencana menyapu Palu, warga yang mengungsi ke Lapangan Watulemo, depan Kantor Wali Kota Palu sempat dimintai identitas diri berupa KTP atau KK agar bisa mendapatkan bantuan logistik.
“Iya dimintain KTP. Tapi pas awal-awal bencana datang,” ujar Ibu Ida (46) kepada merdeka.com di lokasi, Senin (8/10).
Namun, hal sebaliknya diakui Yana, perempuan 52 tahun yang sudah mengungsi di lokasi tersebut sedari awal pascabencana. “Saya dari awal ngungsi di sini (Lapangan Watulemo) enggak diminyain KTP. Bantuan juga lancar,” tuturnya.
Terkait hal itu, anggota Babinsa setempat, Kamarrudin tak menampiknya. Ia mengatakan di awal usai terjadi bencana situasi masih kacau. Pengungsi terpaksa dimintai identitas lantaran bantuan yang masih terbatas.
“Memang (sempat dimintai KTP), tapi pas baru awal-awal bencana. Di awal itu warga diminta datang bersama kepala desa dan Babinsa ke Korem agar bisa dapat bantuan. Tapi itu pas awal-awal,” bebernya.
“Lalu setelah petugas terbentuk, waktu hari selasa bantuan sudah satu pintu di Korem. Tapi sekarang alhamdulillah bantuan terus bertambah dan lancar didistribusikan,” tambahnya.
Kamarrudin mengatakan bantuan yang ada di Korem berasal dari pemerintah pusat. Sedangkan, pihak swasta yang hendak menyalurkan bantuan bisa melapor dan berkoordinasi kepada Korem untuk diamankan menuju lokasi pengungsian lainnya,” jelasnya. (mtd/min)
======================