Pentingnya Branding Diri Lewat Sosial Media di Era Digital

0
113
ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com,Langkat – Setiap konten yang kita unggah di media sosial merupakan salah satu branding diri di media sosial. Maka unggahlah konten sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan.

“Kita berada di era perebutan narasi, salah satunya adalah konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian dan lain-lain yang harus kita hindari” ujar Priscilia Panti Meyrina, Penggiat Literasi Digital saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Pentingnya Branding di Era Digital”.

Reni Haerani, S.Kom, M.Kom, Dosen dan Praktisi Digital; Mardimpu Sihombing, M.Pd, Public Speaker dan Founder Panggung Millennial; dan Deddy Pranata, M.Pd, Desainer Grafis, Konsultan Brand, dan Founder Kampung Digital. Fithri Widanarty bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Reni Haerani , Dosen dan Praktisi Digital mengatakan hindari mengakses informasi sensitif. Perhatikan nama jaringan wi-fi, gunakan keamanan tambahan dan enkripsi kata sandi, aktifkan firewall dan antivirus.

“Pastikan tidak menggunakan wifi public lebih baik menggunakan data seluler, private akun, dan lakukan update aplikasi di HP kita, dan perkuat password kita serta jangan memberikan password kepada siapa pun,” jelasnya.

Founder Panggung Millennial, Mardimpu Sihombing, menjelaskan tips agar menguasai public speaking adalah membangun rasa kepercayaan diri, mengendalikan rasa takut, dan mengendalikan emosi kita.

Public speaking bukan karena berawal dari bakat tetapi public speaking merupakan kemampuan berbicara di depan umum bisa dikembangkan dengan latihan dan praktek oleh semua orang, jika begitu yang menghalangi kita untuk berlatih adalah rasa gugup dan rasa takut.

Founder Kampung Digital, Deddy Pranata menuturkan brand adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan produk atau jasa dari para pesaing.

“Branding sebagai business owner, tiga hal yang harus dilakukan yang pertama adalah membuat nama, kedua, menentukan makna, dan ketiga membentuk makna tersebut di pikiran atau benak pelanggan,” ungkapnya.

Fithri Widanarty selaku Key Opinion Leader menyampaikan satu hal yang saya sering sampaikan baik dari sisi media sosial terkait game, teknologi yang ada sekarang anak tidak bisa lepas dan jika tidak paparkan maka anak akan ketinggalan. Kita harus berusaha maksimal memberikan sesuai dengan umur anak.

===========================