medanToday.com, MEDAN – Dokter Puskesmas Sei Mencirim, dr. Sri Aderiany Poluakan mengungkapkan, tim medis mengalami kendala untuk mendisiplinkan protokol kesehatan (Prokes) kepada para korban banjir. Baik di pengungsian Kantor Desa Tanjung Selamat maupun Aula Asrama Arhanud.
Contohnya seperti mengatur jarak aman dan memakai masker. Padahal menerapkan Prokes sangat penting untuk mencegah terjadinya klaster baru Covid-19 di pengungsian.
“Tadi aja ada ibu-ibu yang bawa anaknya berobat, pas saya bilang mana maskernya, baru dipakai. Ada juga yang berobat tak pakai masker, gitu ditanya kenapa? dia malah bilang sudah bosan pakai masker,” katanya kepada wartawan di posko kesehatan Kantor Desa Tanjung Selamat, Minggu (6/12).
Terkait hal itu, Sri dan tenaga medis lain sudah berusaha keras untuk mengingatkan dan mengedukasi Prokes kepada para pengungsi. Namun, masyarakat tidak menghiraukan apa yang telah diimbau.
“Sebenarnya kita sudah capek mengedukasi warga. Meskipun kadang agak membandel, kita tetap jemput bola. Semisal kalau ada pengungsi yang tidak ada masker tetap dikasih,” ucapnya.
Masih dikatakannya, tenaga medis dari Puskesmas Sri Mencirim tetap berada di lokasi selama 24 jam. Kalau rotasi dokter satu hari dua kali. “Beberapa pengungsi ada yang mengalami gangguan penyakit ISPA, diare dan gatal-gatal. Tapi, saat ini sudah diberi pertolongan,” ujarnya.
Selain itu, sambung Sri, dalam waktu dekat pihak tenaga kesehatan akan melakukan Rapid tes kepada warga yang ada di dua lokasi pengungsian. “Memang kemarin sebagian telah menjalani tes Swab, namun adajuga yang belum. Kita tidak tahu kenapa, tapi akan di rapid test ke depannya,” ungkapnya.
Sri menambahkan, sampai saat ini tim yang bertugas masih tetap mengimbau kepada seluruh warga, khususnya para pengungsi untuk tetap menjaga Prokes 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan pakai sabun di air mengalir. (mtd/min)