PLN Sumut Akan Tekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik

0
230
ILUSTRASI. (sumber:internet)

medanToday.com, MEDAN -PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara akan menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik, sebagai upaya penghematan. Hal itu dilakukan untuk menargetkan pendapatan di angka Rp11,9 triliun di tahun 2018.

hal itu disebabkan harga jual/tarif tenaga listrik masih dibatasi oleh pembatasan harga atas.

“PLN memiliki risiko besar mengalami kerugian. Jadi penghematan dilakukan dengan menekan BPP. Sehingga BPP akan menjadi lebih rendah dari harga jual/tarif. Pendapatan kita akan meningkat,” ungkap General Manager PT PLN Wilayah Sumut, Kamis (25/1/2018).

Upaya penghematan BPP itu dilakukan PLN dengan mengonversi bahan bakar pembangkit dari minyak ke gas. Seperi yang akan dilakukan untuk Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant yag didatangkan dari Turki untuk membantu defisit listrik di sumut.

Kapal itu rencananya akan beralih menggunakan bahan bakar dari HFO (Heavy Fuel Oil) ke gas bumi.

Dalam Rencana Umum Pengembangan Ketenagalistrikan (RUPTL) sudah diproyeksikan adanya tambahan daya baru yang akan masuk sistem kelistrikan Sumut. Upaya menekan BPP dari sisi bahan bakar juga akan ditopang dengan beroperasinya beberapa pambangkit yang tidak menggunakan BBM, pada tahun ini.

Tambahan daya akan dipasok mulai dari PLTP Sarulla sebesar 330 MW, PLTP Sorik Marapi 50 MW, PLTU Mabar (IPP) 300 MW serta PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 yang berkapasitas 2×200 MW. Proyeksi pertumbuhan konsumsi energi listrik pun diprediksi tumbuh sebesar delapan persen pada 2018.

PLN juga terus merampungkan pekerjaan jaringan tol listrik Sumatera Utara sebesar 275 kV. Tol listrik bisa menekan BPP sangat signifikan. Karena nantinya energi akan dipasok dari Sumatera Selatan yang punya daya cukup besar.

“Kendala tol listrik yang paling berat adalah pembebasan lahan,” ujarnya.

Menurut Feby Joko, pada awal 2016 angka susut distribusi PLN Sumut masih berada di angka 13,38% dan di akhir 2016 sudah mengecil menjadi 10,86%. Angka susut pun semakin membaik di akhir 2017 menjadi 9,12% dan pada 2018 dia optimistis akan mengecil dari persentase itu.(mtd/bwo)

====================