medanToday.com,MEDAN – Dengan bersungut-sungut, Uli Simatupang, warga Medan Amplas, menuntun anaknya turun dari lantai tiga gedung Disdukcapil Kota Medan, Selasa (19/12/2017). Uli Simatupang baru saja mengalami perlakukan tidak mengenakkan dari Pegawai Disdukcapil Kota Medan saat hendak menanyakan perihal kapan e-KTP nya siap kepada pegawai Disdukcapil Sumut.
“Sebentar ke Disdukcapil. Sebentar ke Kecamatan. Sampe nanti di Kecamatan disuruh lagi ke sini. Sangat repot. Kemarin masalah blanko, sekarang entah masalah apa lagi, repot-repot,” ujarnya dalam sungut-sungutnya kepada suaminya yang berjalan di depannya, Senin (18/12/2017).Uli kesal karena sudah satu tahun menunggu e-KTP nya, yang tak kunjung rampung.
Bahkan, dia dan suaminya Parmonangan Manalu sudah dua kali dikasih surat pengganti e-KTP, tapi e-KTP nya tak kunjung ada.
“Udah setahun lebih e-KTP tidak siap-siap. Sudah lama kami rekam data. Makanya kami kesal kali. Padahal saat penduduk tidak pegang e-KTP dianggap kita penduduk gelap. Kek penyusup awak diberlakukan. Ini malah mereka yang mempesulit warga mendapat e-KTP,” kesalnya.
BACA JUGA:
Ia pun menceritakan bahwa selama setahun ini banyak sekali urusan dia terbengkalai saat menggunakan suket, karena suket tersebut tidak diakui saat berurusan di bank dan diberbagai instansi lainnya.
“Terus aja dikasih suket (surat keterangan pengganti e-KTP). Padahal tidak semua urusan bisa menggunakan suket ini. Kek suami saya mau mengurus kerjaanya di Papua. Harus pakai e-KTP. Udah begitu capek kita bolak-balik mengurus beginian saja, karena setiap enam bulan sudah mati suketnya,” paparnya.
Selain lamanya e-KTP rampung, Uli dan Parmonangan mengutarakan kekecewaanya karena sikap para pegawai Disdukcapil yang cuek kepada warga yang bertanya soal pengurusan e-KTP.
“Tadi saat kita tanya. Dia seperti tidak mendengar kami ngomong. Seperti orang bodoh kami dibuatnya. Harus berkali-kali kami tanya baru mau jawab. Udah begitu saat kami tanya mereka nanya dengan ketus. Sangat sombong para pegawainya,” ujarnya.
Padahal kata Uli para pegawai tersebut harusnya sadar, gajinya sebagai pegawai yang kerjanya duduk-duduk, warga Kota Medan yang bayar. “Ngak tahu diri pegawai itu semua, judes-judes kali, tidak ada sopan santunnya,” ujarnya.
Tindakan para pegawai Disdukcapil Kota Medan tersebut sangat membuat masyarakat yang dilayani sakit hati, karena merasa tidak dihargai.
“Warga itu kalau dilayani dengan bagus apa salahnya. Kan gak rugi mereka kalau melayani dengan bagus. Misalnya tadi, katanya ada aturan baru. Tinggal menjelaskan dia dengan bagus kan tidak masalah. Kami pun pasti langsung mengerti dan tahu mau ngapain,” ujarnya.
Parmonangan Manalu yang sudah setahun bekerja di pembangunan Trans Papua menuturkan bahwa dia sangat membutuhkan e-KTP tersebut, supaya bisa memperpanjang kontraknya bekerja di Papua. “Saya mau mengurus kerjaan, kalau istri saya mau ngurus izin usaha kecilnya,” ujarnya.
Parmonangan membandingkan bahwa pelayanan di Papua lebih bagus dibandingkan di Kota Medan dari segi pelayananan administrasi kependudukan. “Pengalaman teman-teman di Papua dan yang saya lihat. Sejak pak Jokowi sering ke Papua, udah lebih bagus di sana. Kita lebih dihargai,” ujarnya.
Seperti dilansir dari laman tribunmedan Tidak ramahnya para pegawai juga tampak saat wartawan mencoba bertanya tentang syarat- syarat pengurusan administrasi kependudukan, kepada sejumlah pegawai yang bertugas di bagian pusat
Para pegawai ini sangat acuh, bahkan kadang bermain ponsel saat ditanya. Sudah begitu saat memberikan jawaban, para pegawai ketus dan tidak jelas memberikan penjelasan.
Kepala Dinas Disdukcapil Kota Medan, OK Zulfi saat dikonfirmasi mengenai ketidakramahan pegawai Disdukcapil Kota Medan, ia membantahnya. OK Zulfi menuturkan mereka di Disdukcapil memberikan layanan dengan bagus seperti yang terkandung di motto pelayanan Disdukcapil Medan.
“Ramah, kan pegawai kita bekerja sesuai dengan motto pelayanan Disdukcapil. Melayani dari seepenuh hati. Kan sudah terpampang motto pegawai saat melayani dibawah. Seperti itulah kita memberikan pelayanan,” ujarnya.
Namun dia mengutarakan bahwa bisa aja terjadi sikap ketidakramahan dari pegawainya, yang diakibatkan banyaknya warga yang datang ke Disdukcapil Kota Medan. “Mungkin karena mereka lelah, karena banyak warga dilayani, mereka kan manusia juga,” ujarnya.informasi Disdukcapil Sumut. (mtd/min)
============