medanToday.com, JAKARTA – Calon Presiden Prabowo Subianto menghadiri diskusi bersama dengan 300 jenderal purnawirawan dan para intelektual yang bertemakan ‘Ekonomi Kerakyatan sebagai Solusi Tatanan Ekonomi Indonesia dan Global’ di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).
Dalam diskusi itu dia sempat mengatakan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bisa saja terkena reshuffle kabinet karena mengungkapkan data kerugian negara dari sektor perikanan.
“Ternyata banyak menteri dari pemerintah sekarang ini mengatakan malah lebih dari saya, Ibu Susi mungkin sebentar lagi kena reshuffle beliau ini. Jawabannya kurang enak. Dia mengatakan kerugian negara Rp 2.000 triliun sampai Rp 3.000 triliun di sektor ikan saja,” kata Prabowo.
Prabowo mengatakan, permasalahan ekonomi Indonesia yang dia tuangkan dalam buku ‘Paradoks Indonesia’, angkanya kerugian negara lebih kecil daripada yang diungkapkan menteri Susi.
“Saya masih konservatif, saya katakan Rp 1.000 triliun. Karena saya diajarkan oleh senior-senior selalu hati-hati dengan angka kita diajarkan oleh senior-senior kita kan begitu,” sambungnya.
Mantan Danjen Kopassus ini kembali mengungkapkan ekonomi Indonesia telah menyimpang dari Undang-undang Dasar 1945. Terutama di Pasal 33. Serta kekayaan Indonesia banyak yang tak lagi tinggal di tanah air.
“Jadi dalam semua bidang para intelektual juga harus punya nasionalisme. Harus punya cinta tanah air. Harus berpihak pada bangsanya sendiri. Bukan mengabdi pada bangsa lain. Jadi premis saya adalah ternyata kalau kita melihat semua data, sistem ekonomi sekarang menyimpang dari UUD 1945, khususnya Pasal 33,” ungkapnya.
“Jadi sistem sekarang membuat tidak ada kekayaan nasional yang tinggal di republik ini. Tidak ada. Keuntungan bangsa, nilai tambah bangsa, akibat sistem ini mengalir keluar,” ucapnya. (mtd/min)
======================