medanToday.com, JAKARTA – Wacana pelonggaran aturan pembelian properti oleh warga negara asing (WNA) jelas jadi angin segar bagi saham properti yang belakangan ini sedang terpuruk lantaran pelemahan daya beli konsumen. Namun, hal ini bukan satu-satunya sentimen positif yang menerpa saham emiten properti.
Analis Erdikha Elit Sekuritas Wilson Sofan mengatakan, rencana revisi undang-undang (UU) pertanahan yang memperbolehkan ekspatriat membeli properti menggunakan hak guna bangunan (HGB) jelas mampu mendorong laju saham properti di lantai bursa.
Kemungkinan akan kenaikan penjualan bagi para emiten tersebut membuat hal ini menjadi kabar baik bagi pergerakan saham properti.
Namun, sentimen positif tak hanya datang dari wacana ini saja. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali memotong BI 7-day reverse repo rate sebanyak 25 basis poin menjadi 4,25% memberikan dorongan bagi saham properti.
“Langkah ini serta rencana BI untuk kembali memangkas suku bunga ke depannya mampu membuat saham properti terus melaju naik,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (6/10).
Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee pun memiliki pendapat yang sama. Menurutnya, pemotongan suku bunga acuan ini diharapkan mampu meningkatkan demand masyarakat di sektor properti.
Meski begitu, pergerakan kurs mungkin bisa jadi ancaman bagi pergerakan saham properti. “Sekitar 40% bahan baku emiten properti itu masih impor sehingga kurs mungkin bisa jadi penekan kinerja emiten properti,” kata Hans.
Adapun Wilson melihat saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menarik untuk dilirik. Ia merekomendasikan buy untuk saham PWON dengan target harga mingguan di level Rp 645. Sementara Hans melihat saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PWON sebagai saham properti yang menarik.
(mtd/min)