Ratusan Laskar Ormas Islam Gelar Longmarch Sambut Ramadhan

0
354

medanToday.com, MEDAN | Ratusan anggota laskar Ormas Islam Sumatera Utara menggelar longmarch menyambut Ramadhan 1439 Hijriah.

Aksi ini juga digelar sebagai bentuk solidaritas umat Islam Sumatera Utara menolak pemindahan dan penggusuran masjid.

Ketua Longmarch Bersama Laskar Ormas Islam Sumut, Nursyahrul Ritonga mengatakan, longmarch ini menjadi kegiatan Tarhib Ramadhan rutin yang digelar setiap tahunnya. Selain itu, hal ini sekaligus sarana membangun kekuatan fisik para laskar Ormas Islam.

“Tahun ini kita mengusung tema Laskar Kuat Umat Bangkit, Membangun Kejayaan Islam dari Masjid. Mengingat pentingnya peran masjid dalam perkembangan peradaban sementara di sisi lain keberadaan masjid masih terancam oleh pembangunan,” katanya, Kamis (10/5).

Masjid Raudhatul Islam dan Amal Silaturrahim dipilih, lanjut Nursyahrul Ritonga, sebab kedua masjid tersebut menjadi simbol perjuangan umat Islam di tengah serangkaian upaya pemindahan dan penggusuran masjid di Sumatera Utara. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penolakan yang dilakukan oleh gabungan dari ormas-ormas Islam yang ada.

Longmarch Tarhib Ramadhan ini digelar sejak pagi hingga siang dimulai dari Masjid Raudhatul Islam di Jalan Adam Malik menuju Masjid Amal Silaturrahim di Rusun Sukaramai Jalan Timah Putih, Medan. Dengan jumlah massa peserta longmarch sekitar 200 orang yang terdiri atas perwakilan para laskar Ormas Islam di antaranya Majelis Mujahidin Medan, Binjai, dan Langkat, Laskar Forum Umat Islam (FUI) Sumatera Utara, Gerakan Islam Penyelamat NKRI, dan FKMTD.

Ahsanul Fuadh Saragih menegaskan, agar kegiatan longmarch yang diikuti laskar Ormas Islam ini jangan sampai menjadi eforia, melainkan sangat diharapkan dapat menjadi wujud bentuk kebersatuan umat Islam di Sumatera Utara, khususnya dalam perjuangan mempertahankan keberadaan masjid.

“Kita harus dapat menjadikan kegiatan hari ini sebagai kesempatan bersatunya umat menuju kebangkitan Islam. Karenanya para peserta sangat diharapkan dapat tetap istiqomah,” tegasnya.

Gerakan menegakkan kembali perkembangan peradaban dari masjid, lanjut Ahsanul Fuad juga harus dapat dilakukan melalui mewajibkan diri untuk secara rutin melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid.

Sebab sejumlah bukti menunjukkan masjid dapat menjadi pemersatu umat di tengah perbedaan sudut pandang politik seperti yang kini terjadi di tengah masyarakat Sumatera Utara. (mtd/yud)

 

===============================