Rico Waas Komitmen Ciptakan Zero Bullying di Medan Jika Terpilih Jadi Wali Kota

0
12

medanToday.com,MEDAN – Calon Wali Kota Medan dari Partai NasDem, Rico Waas menghadiri diskusi Temu Pakar di Angkringan Halaman Kita, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah, pada Rabu (21/8/2024) malam. Kegiatan yang diselenggarakan kelompok yang mengatasnamakan ‘Abang Awak’ bertujuan untuk menitipkan gagasan kepada calon pemimpin Kota Medan ke depan.

Selain Rico, diskusi yang mengangkat tema “Tata Kelola Ruang di Medan” menghadirkan Prof. Dr. R Hamdani Harahap, M.Si sebagai narasumber. Sedangkan pesertanya terdiri dari mahasiswa, anak muda pelaku kreatif dan UMKM yang ada di Medan.

Selama diskusi, Rico Waas menyampaikan visi-misi dan program kerja yang akan dilakukan jika terpilih di Pilkada 2024. Selain itu, Rico menerima gagasan atau masukan dari narasumber dan peserta diskusi. Di antaranya soal ruang kreatif, tata kelola pembangunan kota, lapangan pekerjaan, persoalan keamanan, perilaku bullying di sekolah, pengembangan pelaku kreatif dan UMKM.

Salah satu masukan yang menjadi perhatian Rico terkait bullying yang sering terjadi di sekolah. Menurutnya, penanganan perilaku ini penting menjadi perhatian pemerintah ke depan. Sebab, peristiwa itu semakin sering terjadi di dunia pendidikan, baik di tingkat nasional sampai daerah.

“Tentang penanganan bullying ini sangat penting karena semakin sering terjadi. Kita harus benar-benar komitmen untuk menciptakan zero bullying di dunia pendidikan kita,” ucap Wakil Ketua DPW NasDem Sumut, itu saat diwawancarai wartawan di lokasi.

Rico mengatakan, pemerintah ke depan harus benar-benar memperhatikan sistem yang ada di sekolah. Dan ikut bekerja sama dengan tenaga pengajar serta orang tua murid untuk menguatkan fungsi kontrol terhadap perilaku peserta didik.

“Salah satunya memberikan pemahaman kepada orang tua agar tidak membela apabila anaknya melakukan bullying ke temannya. Selama berada di rumah, para orang tua harus memberikan pendidikan atau nasihat kepada anaknya bahwa bullying perilaku yang tidak baik,” ujar alumni SMAN 2 Medan itu.

“Sekolah memang tempat anak kita belajar. Namun orang tua juga mempunyai tanggung jawab mendidik anak selama berada di rumah, yaitu dengan memberikan pendidikan sikap. Pengajaran ini sangat penting dilakukan oleh orang tua,” tambahnya.

Perilaku bullying bisa menimbulkan traumatisme jangka panjang. Oleh karena itu, penanganannya harus dilakukan secara konsisten oleh pemerintah, para guru dan orang tua agar menciptakan generasi-generasi yang tangguh ke depannya.

“Terkait teknis, kita akan mengimbau setiap sekolah memasang CCTV di areal yang tidak mudah terlihat oleh orang lain. Hal itu dapat memperkecil terjadinya bullying karena aksi pelaku bisa terekam di CCTV,” ucap Rico.

Tak cuma itu, Rico mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh kelompok “Abang Awak” melalui program titip gagasan. Sebab banyak anak-anak muda yang mau terlibat dalam diskusi.

“Acara malam ini menarik sekali. Kita nongkrong sambil berdiskusi. Tadi saya sempat mengunjungi lapak UMKM yang sehari-hari berjualan di angkringan ini. Menurut saya UMKM di sini luar biasa kreatifnya,” katanya.

“Ke depan pemerintah harus turut serta dalam pengembangan UMKM,” pungkasnya.

Visi-misi Rico realistis

Di kesempatan yang sama, Prof. Hamdani Harahap mengatakan, visi-misi yang disampaikan Rico Waas sangat realistis dan apa adanya. Poin pentingnya dia mau mengembalikan nilai-nilai kebudayaan di Kota Medan. Kemudian membangun lapangan pekerjaan, membangun ekonomi, membuat pelayanan publik yang besar, membangun pendidikan dan kesehatan.

“Saya pikir, poin-poin yang disampaikan Rico cukup luar biasa, ya. Apalagi ketika dia mengatakan Medan menjadi kota budaya dan humanis. Saya sudah membayangkan Medan akan jadi seperti Jogja ke-2. Dan itu luar biasa menurut saya,” katanya.

“Jarang ada orang mau membangun Kota Medan ini menyatakan Medan sebagai kota budaya. Lebih banyak kepada kota bisnis dan kota ekonomi,” sambungnya.

Menurut Hamdani, Rico memiliki kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh kandidat yang lain. Dia mau mendengar dan mau mengajak partisipasi masyarakat.

“Kalau itu dilakukannya mulai dari lorong, lingkungan, kelurahan sampai kecamatan dan kemudian kota, pasti bisa. Karena begini, masyarakat akan melihat pemimpinnya. Ketika pemimpinnya komit, itu gak sampai tiga tahun, semua akan mau bersama-sama memajukan Kota Medan. Kita berharap dia (Rico) akan menjadi pemimpin yang mau mengajak warganya bersama-sama,” ucapnya.

Pakar sosial-budaya di Prodi Antropologi Fisip USU itu menegaskan bahwa dirinya sudah jatuh hati dengan Rico Waas. Oleh sebab itu, dia sangat berharap Rico akan memimpin Kota Medan dengan pendekatan humanisnya.

“Dia (Rico) orangnya santun dan low profile. Sekarang ini saya sudah merasa jatuh hati sama dia. Kalau pun nanti saya dikhianati, gak apa-apa. Inilah yang terjadi. Saya baru kenal sama dia malam ini, tapi saya sangat suka sama dia,” ucapnya tegas

================