medanToday.com,MEDAN – Calon Walikota Medan, Akhyar Nasution mengaku jika perjuangannya dalam kontestasi Pemilihan Walikota (Pilwakot) Medan tahun ini cukup berat. Sehingga, Akhyar dan pasangannya Salman Alfarisi sangat berharap dukungan dan doa dari masyarakat kota Medan.
“Perjuangan kita tidak mudah, banyak sistem yang harus kita hadapi. Inilah kenapa kami butuh doa masyarakat terutama warga Medan Petisah,” harap Akhyar dalam agenda silaturahmi dan titip doa di kawasan Jalan Periuk, Medan Petisah, Minggu (18/10/2020).
Menurut Akhyar, menjalani roda pemerintahan ada mekanisme birokrasi. Pemerintah menjalankan peraturan dan UU, itu semua harus diikuti. Karena setiap tandatangan dari kepala daerah itu sifatnya produk hukum, jadi sangat ekstra hati-hati.
“Kepala daerah gak bisa buat suka-suka ada mekanismenya. Jika orang yang tak pernah tahu mekanismenya bagaimana? Setidaknya harus berlajar setahun untuk memahaminya, sedangkan masa pemerintahan saja cuma tiga tahun setengah,” terangnya.
Akhyar mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah tergoda iming-iming seperti beras sekilo, dan uang sekian atau mau diberi ini atau itu. “Itu akan dilakukan, tapi yang jelas bukan Akhyar-Salman yang melakukannya. Karena kami tidak punya uang untuk itu. Ayo kita stop lah hal seperti itu. Ujung-ujungnya nanti uang APBD untuk mengembalikannya. Insya Allah akan berpihak kepada orang yang tulus dan niat bagus,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kordinator Dapil 1, Ananda Sitepu, menegaskan jika silaturahmi dan agenda doa buat pak Akhyar dan Salman ini dibuat, agar pasangan AMAN bisa memenangkan kontestasi Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
“Sejauh ini, kita hanya melihat isi dompet si calon bukan isi kepalanya. Di sinilah saatnya masyarakat melihat dan mengenal langsung bagaimana sosok pemimpin kita. Akhyar juga sosok sederhana dan bekerja keras. Gak begitu lihai dalam ngomong tapi lihai dalam bekerja. Doa kita bersama semoga mereka bisa menang,” ucapnya.
Ustaz Ismail dalam tausyiahnya juga mengingatkan kepada masyarakat agar memilih pemimpin jangan karena landasan suka dan tak suka. Tapi latar belakang pengalaman dan kemampuannya.
“Setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Kita sebagai masyarakat akan ditanya bagaimana kerja kepemimpinan kita. Untuk itu sesuai perintah agama, percayakan segala sesuatu kepada yang ahlinya,” tuturnya.
Selain itu juga bilang ustaz Ismail, jika mau bagus negeri ini masyarakat juga harus memperbaiki dirinya.
“Sesungguhnya nasib suatu bangsa itu ditentukan oleh akhlak rakyatnya. Jika akhlak rakyatnya tak bagus maka tak bagus jugalah keadaan negara itu. Jika bagus akhlak rakyatnya, maka baguslah negaranya. Untuk itu, perbaiki dulu akhlak kita dan Insya Allah kita diberikan pemimpin yang baik dan amanlah kota atau negeri ini,” ucapnya.
==================