Saat Guru Al Washliyah dari GALANG Mengadu ke Paslon DJOSS

0
530
Awaluddin, perwakilan guru honorer Alwashliyah di Kecamatan Galang, menjawab pertanyaan wartawan usai menyampaikan keluhannya kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara Djarot-Sihar, di Warung Soto Sarapan Pagi, Medan, Sumut, Kamis (15/02).MTD/Ist

medanToday.com, MEDAN – Sejumlah guru honorer yang bertugas di kecamatan Galang, Sumut, mengadu kepada Pasangan Calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara , Djarot Sihar. Mereka menyampaikan keluhan mereka tentang upah guru honor yang sangat jauh dari angka wajar.

Pengaduan tersebut disampaikan Awaluddin perwakilan Guru honorer di Al Washliyah, Galang. Pria yang menemui pasangan nomor urut 2 tersebut bersama rekannya mengatakan bahwa selama ini perhatian pemerintah daerah sangat minim.

Karena status mereka sebagai guru honorer dibawah Kementerian Agama. Padahal mereka mengabdi sebagai guru honorer untuk mendidik anak anak di daerah Sumut.

“Angka gaji kami itu sangat kecil sehingga kami berharap kelak apabila Djarot Sihar terpilih mereka memikirkan nasib kami. Mungkin nanti kami bisa dibantu dari APBD Provinsi,” terangnya.

Awaluddin mengaku bahwa dia sudah mengajar sejak tahun 1996. Namun sampai saat ini mereka belum mendapat jaminan kesejahteraan yang baik. Seandainya ada dukungan dana dari Provinsi, Awaluddin mengaku akan sangat terbantu. Sebab mereka juga harus menghidupi anak istri.

“Disisi lain kami punya tanggung jawab moral untuk mendidik anak. Karena itu kami berharap kami mendapat dukungan,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Sihar Sitorus mengatakan bahwa keluhan yang disampaikan oleh para guru Honorer tersebut sangat wajar. Karena umumnya guru honorer hanya di upah ratusan ribu saja.

Sementara kebutuhan hidup sangat tinggi. Bagi pasangan yang akrab di sapa Djoss tersebut menjelaskan bahwa mereka akan memperjuangkan nasib para guru tersebut. Pasalnya komitmen mereka dalam membangun Sumut agar rakyat tidak bodoh, tidak lapar dan tidak sakit.

“Gimana rakyat pintar kalau gurunya tersiksa. Jadi ini akan kita perjuangkan bersama. Karena dasar dari pendidikan ada pada guru yang menerapkan ilmu. Jika guru mengabdikan diri, maka kita harus menghargai pengabdian itu,” ujar Sihar.(mtd/min)

=============