Saat SIHAR SITORUS Dianggap Politikus Santun oleh Kalangan Akademisi

0
906
Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara, Sihar Sitorus menyapa warga disela-sela menghadiri Deklarasi Kampanye Damai di Medan, belum lama ini.

medanToday.com, MEDAN – Berbagai penilaian positif muncul menggambarkan sosok Sihar Sitorus yang merupakan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara (Sumut). Sejumlah akademisi menilai bahwa Sihar Sitorus adalah sosok politikus yang santun.

Hal itu dinilai nyata dari etika politik Sihar yang selalu menyempatkan waktunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk lawan politiknya.

Salah satu akademisi yang di wawancarai wartawan yakni Evo M Damanik SE MM yang menyebutkan bahwa ucapan selamat ulang tahun dari wakil gubernur yang mendampingi Djarot Saiful Hidayat tersebut terhadap pasangan Eramas membuka pandangan masyarakat bahwa politik bukan pertarungan fisik, tetapi metode.

Contohnya ketika Sihar mengucapkan selamat ulang tahun pada Edy Rahmayadi saat berkunjung ke Aek Nabara. Dengan mengucapkan selamat ulang tahun di salah satu warung cendol itu, maka Sihar telah mengkampanyekan bahwa politik bukan pemecah ikatan sosial, baik dari aspek suku, agama, ras dan antargolongan.

“Demikian juga ketika dia mengucapkan selamat ulang tahun pada wakilnya yakni Ijeck yang videonya diambil di kebun binatang di Pematangsiantar. Itu lebih menujukkan lagi bahwa Sihar tidak bertarung fisik tetapi bertarung program. Karena orang–orang tahu bahwa kebun binatang tersebut dikelola oleh PT Unitwin Indonesia Medan, milik pengusaha nasional dan pencinta lingkungan hidup DR H Rahmat Shah yang masih memiliki kekerabatan dengan Ijeck,” katanya,di Medan, akhir pekan lalu.

Ungkapan senada diucapkan oleh Sekretaris Association of Lecture for Financial and Economic Development (ALFED) atau Asosiasi Dosen untuk Pengembangan Literasi Keuangan dan Ekonomi Korda Sumut Dr Immanuel E S Sebayang SE MM.

Ia menilai, dua video yang viral di masyarakat Sumut tersebut akan mampu meyakinkan masyarakat untuk menjalankan politik secara santun dan memilih yang terbaik.

Pasalnya, pada proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumut 2018 ini, marak isu yang dapat memicu konflik, khususnya isu SARA yang disebarkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan kata lain, Sihar telah menjalankan etika politik yang baik tanpa mempersoalkan apa pun juga.

“Sihar itu melakukan pendekatan masyarakat secara intelektual dan humanis. Belum pernah sekali pun kita menemukan bahasa Sihar yang sesumbar untuk menyudutkan lawan politiknya. Bahkan yang ada menyapa lawan politiknya, sebagai bukti bahwa Pilkada ini adalah proses pencarian pemimpin, bukan kekuasaan yang diraih dengan mengorbankan keheterogenan Sumut,” katanya.(mtd/min)

====================