medanToday.com, BANDA ACEH – Sejumlah mahasiswa asal manca Negara diajak berburu kepiting di Banda Aceh. Mereka mencoba peruntungannya di kawasan tambak udang dan kepiting yang berlokasi di Gampong Pande Banda Aceh.
Sabtu (30/9/2017) pagi, para mahasiswa ini sudah diajak menelusuri tambak. Mereka berjalan menelusuri tambak-tambak yang dipenuhi hutan bakau dan pohon nipah di kawasan Gampong Pande Banda Aceh.
Setibanyanya di lokasi perburuan mereka pun melempar ali, yakni sejenis alat tangkap kepiting di tambak.
Rasyid, warga Gampong Pande yang juga menjadi pemandu kegiatan ini, mengatakan, petambak memang lebih sering menggunakan ali, untuk menangkap kepiting di tambak.
“Jangan lupa, ali harus diberi umpan yakni kepala ayam, untuk lebih cepat mengundang datangnya kepiting,” ujar Rasyid, Sabtu (30/9/2017).
Biasanya, sebut Rasyid, jerat penangkap alias ali ini, dilepar ke tambak dan dibiarkan saja hingga 24 jam, baru kemudian petani mengangkatnya kembali.
“Itu kita bisa dapat banyak kepiting, apalagi kalau jelang dan saat bulan purnama,” jelas Rasyid.
Sejumlah mahasiswa asing ini adalah mahasiswa yang mengikuti program pembelajaran bahasa indonesia di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Walau tak mendapatkan banyak kepiting, namun para mahasiswa ini mengaku senang bisa memahami cara berburu kepiting tambak secara tradisional yang dilakukan oleh petani tambak di aceh.
“Tadinya saya berpikir kami akan masuk ke sungai lalu mengambil satu persatu kepiting yang ada, tapi ternyata bukan seperti itu, ini memang unik,” ungkap Melisa, mahasiswi asal Zimbabwe.
Hal senada juga diungkapakan oleh Mimi, Mahasiswa asal Taiwan. Ia mengaku senang bisa mengikuti tur berburu kepiting yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
“Saya tidak suka makan kepiting, tapi saya suka kegiatan ini, menyenangkan dan belum pernah melakukannya,” jelas Mimi.
Ughnea, seorang mahasiswi asal Lithuania pun mengaku senang bisa ikut berburu kepiting. “Saya dapat seekor, jadi meskipun udara panas, jadi tidak terasa,” katanya sambil tertawa.
Tour berburu kepiting ini memang sengaja digelar oleh ICAIOS, sebuah lembaga riset dan ilmu pengetahuan Universitas Syiah Kuala.
Melalui program Urbanisme warga, ICAIOS melakukan program pemberdayaan desa di Kota Banda Aceh.
Program creator Urbanisme Warga Pratitou Arafat mengatakan, para mahasiswa asal mancanegara ini sengaja dilibatkan dalam kegiatan tur berburu kepiting tradisional di Banda Aceh.
Selain untuk memahami kultur masyarakat pesisir di Kota Banda Aceh, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan sejumlah desa di banda aceh dengan potensi wisatanya.
“Lewat program urbanisme warga, Gampong Pande memang dijadikan pilot project untuk pengembangan warga melalui potensi gampong yang dimiliki,” ujar Pratitou Arafat.
Usai berburu, par apeserta tour berburu kepiting ini pun menikmati sajian gulai kepiting khas Aceh, yang disajikan oleh warga Gampong Pande.
(mtd/min)