Selain Blok Medan, Bobby Nasution Disebut Terlibat Penyelundupan Nikel 5,3 Juta Ton ke China

0
54
Bobby Nasution. Int

medanToday.com,JAKARTA – Dugaan keterlibatan Wali Kota Medan Bobby Nasution dan istrinya, Kahiyang Ayu dalam kasus korupsi mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba terus mencuat.

Menantu dan anak dari Presiden Jokowi itu diduga terlibat dalam pusaran kasus Izin Usaha Peertambangan (IUP) di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. Bobby dan Kahiyang diasosiasikan dengan kode ‘Blok Medan’ dalam kasus itu.

Direktur WALHI Maluku Utara Faisal Ratuela mengatakan bahwa selain di Halmahera Timur, masih ada perusahaan yang diduga berhubungan dengan ‘Blok Medan”. Perusahaan itu ada di pulau Gebe, Halmahera Tengah.

“Dia masuk areal pencadangan yang dilelang Bahlil (Kepala BKPM/ Menteri Investasi),” kata Faisal beberapa hari lalu di Ternate.

Munculnya nama Bobby Nasution dalam dalam pusaran kasus Izin Usaha Peertambangan (IUP) di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara dengan terdakwa mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba ini, sontak membuat publik kembali teringat pada kasus Ekspor Ilegal Nikel 5,3 Juta Ton ke China sempat ramai dan menjadi wacana publik pada akhir 2023 hingga awal 2024 lalu.

Ekonom senior Faisal Basri bahkan menuding Bobby Nasution dan Airlangga Hartarto terlibat penyelundupan nikel tersebut.

“Bobby Nasution dan Airlangga Hartarto terlibat penyelundupan 5,3 juta ton nikel,” ujar Faisal Basri dalam Podcast Guru Gembul (25/2).

Menurut Faisal, sejak ekspor nikel dilarang pemerintah, permintaan pasar nikel dunia meningkat tajam, karena itu muncul penyelundupan nikel.

“Penyelundupan nikel melibatkan Bobby Nasution dan Airlangga Hartarto,” tegas Faisal Basri.

Dia menjelaskan dua nama penyelundup nikel diperoleh dari KPK. “Saya sebut nama dan nama itu saya dapat dari KPK,” terang dia.

Faisal yakin keterlibatan Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi dan Airlangga Hartarto Menko Perekonomian sekaligus Ketum Partai Golkar dalam penyelundupan nikel bernilai ratusan triliun.

Sumber ini menurut dia, dapat dipertanggung jawabkan. “Karena saya membantu KPK dalam persoalan nikel,” kata Faisal yang mengaku banyak berdiskusi dengan KPK.

Menurut Faisal sejak Indonesia melarang ekspor nikel medio 2020-2022, “Data eksport kita nol. Tapi saya tak percaya,” ujarnya.

“Saya cari tahu lewat WTO (World Trade Organization), kata faisal, melalui data ITC (International Trade Center). ITC data yang kompilasi statistik seluruh perdagangan para negara anggota WTO. Dalam data ITC, Saya temukan China menerima bijih nikel (sebelum smelter) asal Indonesia. Padahal data ekspor Indonesia nol. Artinya kita tidak melaporkan,” kata dia.

================