Sepasang Kekasih Tewas di Pantai Telawas Karena ‘Selfie’ Ini Kisah Asmara Mereka

0
479
Dedy Suriadi dan Eka Darmayanti, sepasang kekasih, ditemukan tewas setelah terempas dan terseret arus saat swafoto di Pantai Telawas di Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Minggu (14/1/2018).(dok Facebook)

medanToday.com – Dedy Suriadi dan Eka Darmayanti, sepasang kekasih, ditemukan tewas setelah terempas dan terseret arus saat swafoto di Pantai Telawas di Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok, Minggu (14/1/2018).

Keduanya ditemukan tewas dalam waktu yang berbeda. Jasad Eka ditemukan pada hari Minggu, sedangkan jenazah Dedy baru ditemukan pada 16 Januari 2017.

“Seumpama keranda jenazah itu bisa saya pikul sendiri, saya bersedia mengusungnya sendiri,” ungkap Marwan Sugandi saat mengantar jenazah Eka, mantan kekasihnya, ke pemakaman umum di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Senin (15/1/2018).

Eka adalah mahasiswi semester V Jurusan D3 Perpajakan Universitas Mataram dari Dusun Karang Daye, Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Marwan mengaku sangat sedih karena baginya Eka adalah sosok yang spesial. Meski sudah mantan, hubungan mereka selama lima tahun membekas dalam baginya.

Di mata Marwan, Eka adalah sosok perempuan yang setia, baik, penyabar, periang, dan tidak suka diduakan. Eka juga orang yang to the point menunjukkan perasaannya, rasa sayang maupun cemburu.

“Dulu, kalau dia melihat saya dekat dengan perempuan lain, dia pasti meminta penjelasan ke saya. Biar semua jelas, biar hubungan kami jelas,” ujar lelaki 22 tahun yang juga polisi itu.

Marwan mengenang perhatian Eka kepada dirinya. Dia mengaku, Eka sering menjenguknya, ketika sedang menjalani pendidikan di Polda Mataram dan mengantarkan Marwan nasi dan mencuci pakaiannya. Menurut Marwan, Eka juga sangat suka jalan-jalan.

“Eka itu cewek yang senang diajak liburan, tetapi ketika liburan sama saya, saya dan dia hanya pergi ke tempat-tempat biasa saja, seperti Pantai Ampenan, Air Terjun Benang Setukel, dan Taman Narmada. Tapi itu pun jarang-jarang,” kata Marwan.

Belakangan, Eka semakin intens jalan-jalan setelah menjalin hubungan asmara atau berpacaran dengan Dedy. Dedy memang senang menjelajah tempat-tempat wisata yang sedang populer.

“Setelah berpacaran dengan Dedy Suriadi, hampir setiap hari libur Eka pergi ke destinasi wisata yang tengah booming saat ini dengan Dedi,” tutur Nanang (24), sepupu Eka Darmayanti.

Dedy yang romantis telah pergi

Setelah hilang pada Minggu (14/1/2018), jenazah Dedy baru ditemukan pada hari Selasa sekitar pukul 08.00 Wita. Tangis histeris keluarga pecah ketika mobil Basarnas yang membawa korban sampai di rumah duka.

Keluarga korban tidak mengizinkan pelayat melihat kondisi jenazah karena kondisi jenazah yang sudah terendam selama tiga malam di air laut.

Upacara pemakaman Dedy dilakukan secepat mungkin di pemakaman umum Desa Kawo pada pukul 12.00 Wita. Dia dimakamkan di pemakaman yang sama dengan kekasihnya, Eka, meski selisih waktu sehari.

Kerabat, teman kuliah, dan teman SMA ikut menghadiri pemakaman Dedi.

Bagi para pemuda Desa Kawo, sosok Dedy dikenal aktif dalam setiap kegiatan kepemudaan yang diselenggarakan forum pemuda atau Karang Taruna Desa Kawo.

“Saya sebagai salah satu sahabat Dedy merasa kehilangan Dedy, sosok pemuda yang selalu paling antusias jika ada kegiatan-kegiatan kepemudaan di desa kami,” kata Gede Mulawarman (22), tetangga Dedy.

Selain itu, lanjut dia, Dedy juga dinilai sebagai pemuda yang romantis. Hal itu terlihat dari video-video yang kerap diunggahnya di media sosial, mulai dari video yang berisi fotonya dan kekasihnya, curhatannya kala gembira ataupun galau, serta videonya bersama Eka pada hari Valentine.

Dedy juga kerap mengabadikan momen-momen kebersamaannya dengan Eka ketika berlibur bersama di Lombok dalam video pendek dan foto yang diunggah di akun Instagram dan Facebook miliknya.

Sehari-hari, pemuda Dusun Bumi Gora, Desa Kawo, ini bekerja sebagai sales sampo. Hubungannya dengan Eka baru berjalan sekitar dua tahun semenjak dia lulus kuliah dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Karena memiliki ketertarikan yang sama dalam hal bertualang, hubungan Dedy dan Eka makin kuat. Keluarga juga sudah berharap hubungan asmara keduanya bisa berlanjut ke pernikahan setelah Eka lulus kuliah.

Cinta mereka kini terukir abadi di bibir pantai berbatu karang yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik.

(mtd/min)