medanToday.com, MEDAN – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo kembali erupsi disertai luncuran awan panas guguran dan lava pijar, Kamis (12/10/2017).
Berdasarkan dari informasi yang diperoleh dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, erupsi terjadi sekitar pukul 02.45 WIB dinihari.
“Laporan pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG, letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter yang diikuti awan panas guguran, dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah Selatan dan 2.000 meter ke arah Timur-Tenggara. Angin bertiup lemah-sedang ke arah Timur-Tenggara. Lama gempa erupsi 366 detik,” ujar Sutopo, Kamis (12/10/2017).
Sutopo menambahkan, sebelumnya juga terjadi letusan pada Rabu (11/10/2017) pukul 10.51 WIB. Pada erupsi tersebut, tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter. Angin bertiup lemah-sedang ke arah Timur-Tenggara.
“Lama gempa erupsi 333 detik. Hujan abu terjadi di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung,” jelasnya.
Tidak ada korban jiwa dan penambahan jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung. Masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung karena sejak ditetapkan status Awas pada 2 Juni 2015, hampir setiap hari terjadi letusan.
“Desa-desa yang masuk dalam zona merah memang kosong. Ribuan jiwa masyarakat sudah mengungsi. Bahkan sebagian sudah di relokasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian lagi menunggu relokasi,” jelasnya.
Sutopo menuturkan, BNPB terus memberikan bantuan kepada pengungsi dan masyarakat sekitar Gunung Sinabung. BNPB telah menyalurkan bantuan dana siap pakai untuk penanganan pengungsi sejak 2013 hingga September 2017 mencapai Rp 321,6 milyar untuk bantuan anak sekolah, jaminan hidup, biaya listrik, air bersih.
Kemudian untuk sewa jambur sebagai tempat pengungsian, pembangunan sekolah darurat, MCK, tempat ibadah, sewa rumah, sewa lahan pertanian dan sebagainya. Bupati Karo menjadi penanggung jawab penanganan dampak letusan Gunung Sinabung, BNPB terus memberikan pendampingan dan bantuan.
“Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tetap tinggi. Belum terlihat tanda-tanda adanya penurunan aktivitas vulkanik. PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif. Tidak dapat diprediksikan kapan letusan berakhir,” tuturnya.(MTD/min)