Tepis Isu SARA pada Pilkada Jabar, Ridwan Kamil Disarankan Cari Pendamping dari Santri

0
183
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti (tengah) ketika ditemui dalam sebuah diskusi di D Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2017). (KOMPAS.com/ MOH NADLIR)
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti (tengah) ketika ditemui dalam sebuah diskusi di D Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2017). (KOMPAS.com/ MOH NADLIR)

medanToday.com, BANDUNG – Bakal calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, disarankan agar teliti dalam menentukan calon wakil gubernur pendampingnya pada Pilkada Jawa Barat 2018 meski lewat jalur konvensi atau beauty contest.

Analis Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan, Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, memerlukan sosok wakil gubernur yang mampu meningkatkan elektabilitasnya pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Salah satu pilihan paling realistis adalah menggandeng figur yang merepresentasikan kalangan santri. Sebab, ekspektasi sebagian masyarakat Jawa Barat, menurut dia, menunjukkan harapan adanya pemimpin dari kalangan pesantren.

“Harus memilih figur yang mendorong kelompok santri masuk (memilih) ke dia (Emil),” kata Ray saat dihubungi melalui ponselnya, Kamis (14/12/2017).

Ray menambahkan, selain untuk meningkatkan elektabilitas, pasangan dari kalangan santri menjadi salah satu bentuk antisipasi isu SARA yang berpotensi besar bakal ditujukan kepadanya sebagai calon gubernur pemilik elektabilitas tertinggi saat ini.

“Itu cukup untuk membentengi agar dia tidak diserang isu SARA,” ungkapnya.

Ray memprediksi, pola penggunaan isu SARA seperti di DKI Jakarta kemungkinan besar akan dicoba oleh lawan politik Emil. Menurut dia, isu-isu tersebut sudah mulai bermunculan meski masih sedikit.

“Seberapa intensitasnya? Kita tidak tahu. Saat ini sudah ada partai yang mengasosiasikan ini itu. Calonnya juga dilabeli dengan istilah keagamaan,” tuturnya.

Jika isu-isu SARA digunakan untuk menyerang Emil, bukan tidak mungkin elektabilitas Wali Kota Bandung tersebut bakal terimbas dan melorot.

“Banyak sedikitnya (isu) akan relatif. Sedikit banyaknya akan dicoba. Ini akan memberi efek elektoral,” katanya.

Lebih lanjut, Ray menambahkan, selain menepis isu-isu SARA, kehadiran sosok religius dari kalangan santri sangat krusial untuk Emil mengingat masyarakat Jawa Barat yang terkenal religius. Selain itu, yang tidak kalah penting yaitu hadirnya sosok tersebut mampu mengimbangi sosok Emil yang identik dengan ideologi nasionalis.

“Figur dia nasionalis. Jadi dia membutuhkan tandem yang santri, dekat dengan kelompok agama. Bicara politik Jawa Barat, harus bicara santri,” tuturnya.

(mtd/min)