Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meletakkan batu pertama pembangunan revitalisasi Terminal Amplas. (Ariandi)

medanToday.com, MEDAN – Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan akhirnya memperhatikan terminal bus di Kota Medan yang selama bertahun-tahun belum direnovasi. Salah satunya Terminal Amplas di Jalan KH Rifai A Manaf Lubis, Kecamatan Medan Amplas.

Tepatnya, Minggu (8/11), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau sekaligus melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama revitalisasi Terminal Amplas untuk merealisasikan fasilitas terminal Type A. Dalam sambutannya, Budi menyebutkan dana pembangunan senilai Rp45 Miliar bersumber dari Surat Berharga Syahriah Negara (SBSN). Target pengerjaannya dimulai dari 2020 sampai 2023 dengan skema kontrak tahun jamak (multiyears contract).

Nantinya, terminal itu akan dilengkapi fasilitas modern bertaraf internasional. Kementerian Perhubungan tetap memberikan pelayanan maksimal terkait transportasi, khususnya di wilayah Sumatera Utara (Sumut).

“Saya di sini mewakili Bapak Presiden dan Wakil Presiden. Meski situasi masih pandemi, kami tetap berupaya untuk membangun Sumut. Melalui pembangunan sarana transportasi kiranya Kota Medan bisa memberi pelayanan yang nyaman. Saya juga mohon maaf acara ini tidak dapat mengundang banyak pihak, karena sesuai arahan Bapak Presiden, kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada” kata Budi.

Budi menyampaikan, Terminal Amplas merupakan fungsional yang patut dilakukan perbaikan dengan memberikan berbagai fasilitas yang memadai. Menurut Budi, Jakarta dengan jumlah penduduk lima kali lipat dari Kota Medan, bisa mengelola transportasi massalnya dengan baik.

“Selaku kota metropolitan sarana ini pantas diprioritaskan dan pasti (Medan) bisa seperti Jakarta. Angkutan massal merupakan panglima. Selain menuruni tingkat kemacetan juga mengurangi polusi udara,” ucapnya.

Selain peletakan batu pertama, Menhub juga melakukan peninjauan padat karya. Nantinya, para pekerja pembangunan terminal direkrut dari orang-orang yang kehilangan pekerjaan.

Terakhir, dia juga melakukan flag off atau pelepasan bus angkutan massal Buy The Service (BTS) dari terminal Amplas. BTS ini memiliki rute seperti Damri dan selama setahun ke depannya masyarakat yang menggunakan fasilitas ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Secara khusus, nantinya pemerintah pusat tidak lagi memberikan bus melainkan subsidi.

“Di Medan banyak perusahaan otobus (P.O), ke depan pemilik P.O akan kita libatkan melalui lelang. Yang jelas semua ini tidak akan terjadi tanpa dukungan dari Komisi V DPR RI, khususnya terkait alokasi anggaran,” ungkapnya.

Menanggapi permintaan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi soal Terminal Pinang Baris Medan juga membutuhkan perhatian. Menhub mengatakan, jika Pinang Baris memiliki peranan vital, Dirjen Perhubungan Darat harus memberi perhatian khusus seperti di Terminal Amplas.

“Tadi gubernur bisik-bisik terkait Terminal Pinang Baris. Bagi saya, kalau fungsinya sama vitalnya seperti Amplas, saya minta pada Dirjen Perhubungan Darat untuk segera dibantu dalam dua tahun ke depan,” jelasnya.

Selain itu, Budi berpesan kepada stakeholder agar tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) di masa pandemi Covid-19. Kemudian dia tak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam memajukan pembangunan di Indonesia khususnya Medan.

“Saya sangat mengapresiasi kerja sama pemerintah pusat dan daerah. Kita harap pembangunan Terminal Amplas ini selesai lebih awal dari target,” pungkasnya.

Sementara Direktur Jenderal Perhuhungan Darat, Budi Setiadi menyampaikan, pihaknya melakukan revitalisasi di Terminal Amplas guna memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik. “Pengerjaan ditargetkan selesai tiga Tahun. Pembangunan dilakukan di lahan 16.962 M2 dengan luas fisik bangunan 3.200 M2,” (mtd/min).