medanToday.com,TAPTENG – Communication Specialist , Ida Ayu Prasastiasih Dewi menyampaikan berbahasa dan etika yang benar di ruang digital sebenarnya agak sulit. Karena kehidupan di dunia maya dan dunia digital itu sangat berbeda dari cara berbicara dan etikanya.
Cara penyampaian materi yang baik akan tetapi di awal materi tidak akan berjalan lancar maka dari itu kita bisa mengambil pengalamannya, penyampaian materi itu seperti burger. Kenapa roti bisa dianggap pembuka dan penutupan yang renyah contohnya sapaan atau cerita atau ngejokes kenapa dibutuhkan karena kesan pertama sangat penting.
“Lalu daging sama seperti penyampaian atau presentasi materi kita tidak boleh kurang tidak boleh lebih jadi jika ingin membuat materi kita harus membuatnya dengan sangat rapi,” ujarnya saat menjadi pembicara Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Menjaga Kualitas Belajar di Rumah”.
Kaswanto, Dosen IPB mengatakan fungsi keamanan sangat penting seperti di dalam ruangan hanya kita yang bisa memasuki ruangan tersebut, yang disebut literasi digital itu ada berbagai jenis yang pertama hpnya dan yang kedua aplikasinya lalu jaringan dan jika itu semua sudah ada maka akan gampang untuk bergerak bebas tetapi jangan lupa dengan gemboknya.
Rasidin Barasa, M.A, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tapanuli Tengah menjelaskan agar pembelajaran menjadi ideal membutuhkan guru, siswa atau murid, ada kurikulum pelajaran, alat peraga pembelajaran, berada dalam waktu/ruang/tempat yang sama, ada diskusi/dialog belajar, ada penajaman ujian/tugas, ada penilaian, ada evaluasi.
“Belajar dalam kondisi pandemi covid, PBM (proses belajar mengajar) dilakukan secara virtual/tanpa tatap muka secara langsung antara guru dengan siswa, dilakukan pada waktu yang bersamaan namun dalam ruang dan tempat yang berbeda, kesiapan materi dan ketersediaan alat peraga pendukung pembelajaran yang minim,” katanya.
Ahmad Faisal, Kepala MAN 3 Tapanuli Tengah menuturkan sebelum melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), kepala sekolah sudah semestinya mengetahui karakteristik para guru dan tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik dalam penguasaan TIK.
Intisari dari pendekatan pengembangan pembelajaran daring maupun luring adalah apa yang harus dilakukan oleh sekolah agar peserta didik mendapatkan hak-hak pelayanan terbaik. Tugas guru dalam pembelajaran di masa pandemi covid-19, membantu siswa untuk mengembangkan potensi lain yang dimiliki oleh siswa.
“Secara real kita bisa memberikan ilmu pengetahuan agama kepada anak semoga dengan rajinnya dia beribadah mudah-mudahan anak itu tidak akan mengakses hal-hal yang diinginkan, dan orang tua bisa memberi ceramah kepada anaknya dan juga jangan terlalu keras kepada anak agar anak tidak melawan,” terangnya.
Arriskianti Maulida selaku Key Opinion Leader menyampaikan kita bisa menilai pembelajaran anak kita dengan cara kualitatif, kita bisa juga menggunakan materi hibur yang bisa menambahkan minat anak untuk belajar dan aplikasi kreatif atau kita harus memahami karakter anak atau siswa agar anak tidak cepat bosan, dan juga kita butuh kerja kelompok dalam pelajaran agar siswa tetap aktif satu sama lain walaupun hanya lewat media.(*)