#WarungKopi – 4 tahun lalu, di sekitar bulan september 2013 nama Vicky Prasetyo mulai terkenal di dunia jagad raya internet. Masyurnya nama Vicky pertama kali tersaji lewat kalimat “kontroversi hati” yang menggelegar menujuk hati dan mengocok perut semua lapisan masyarakat.
Mulai dari politisi, mahasiswa, kaum alayers hingga pejalan kaki Jakarta, kelompok masyarakat pejalan kaki yang di sebut-sebut Sandiaga Uno yang paling bertanggung jawab kemacetan Tanah Abang.
Menembus batas-batas logika dan struktur bahasa Indonesia yang sesuai EYD, Vicky berhasil menjadi kuda hitam trendsetter penggunaan sebuah istilah dalam berbahasa Indonesia.
Tanpa debat, sebutan “Vickynisasi” langsung dianugerahkan netizen padanya. Merujuk pada penggunaan istilah yang anti-mainstream yang kerap dilontarkan dengan lantang oleh Vicky Prasetyo.
Meski begitu, tetap saja kemasyuran Vicky tidak mampu membuatnya menajadi sosok sulit dideskripsikan layaknya sosok MUKIDI yang heboh di media sosial dalam 2 tahun terakhir.
Vicky dan Mukidi memiliki persamaan, mereka sama-sama masyur di internet, perbedaaanya Mukidi lebih misterius dibanding Vicky.
Kini, netizen bersiap menyambut fenomena masyur baru yang mampu mendeskripsikan sosok Vicky dan Mukidi dalam satu batang tubuh. Meski dengan perwujudan yang berbeda.
Vickynisasi yang dianggap merusak struktur bahasa kini telah merasuk ke dalam bahasa yang digunakan Sandi Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2017-2022.
Lewat sosok BINARTI, Sandi Uno seakan menjelaskan ada sosok lain yang lebih misterius dibandingkan MUKIDI yang selama ini banyak di cari orang.
Lebih lagi, Sandi Uno menjelaskan sosok BINARTI dalam struktur bahasa yang tidak kalah kacau dari Vicky Prasetyo dalam sebuah video wawancaranya dengan wartawan. Tak ayal, bahasa Sandi ini disebut-sebut netizen sebagai Vickynisasi.
Oke, saya akan tuliskan isi transkip video soal AKSESIBILITAS BALUTAN BINARTI ala Sandi Uno. Untuk mencerahkan, siapa sebenarnya BINARTI.
“Kita harus mengembalikan AKSESBELITAS
eee walaupun dalam eeee
Sebuah BALUTAN yang eee
Betul-betul Tertib
Nah ini yang lagi dikaji eee
Supaya kita tidak perlu OVER SPEKULASI
Kita tunggu designnya sekarang eee
Disinernya sekarang dan BINARTI bahwa eee
Koordinasi Bina Marga lagi mencoba Menata eee mempresentasekan kepada kita
bentuk desaign yang bisa ee
menghadirkan eee
KEBERADILAN yang buat eee pengemudi ke daraan”
Sebenarnya, berulang kali saya coba memahami ucapan Sandi soal BINARTI. Namun, saya tidak memahami konteks BINARTI yang dimaksud.
Belum lagi, Sandi memadukan wawancaranya dengan beberapa bahasa yang merusak penggunaan bahasa Indoenesia EYD dan secara diksi bahasa sulit dipahami dan dimengerti.
Misalnya, AKSESBELITAS, OVER SPEKULASI, BINARTI dan KEBERADILAN adalah kata-kata yang membuat semua netizen gagal paham apa yang dimaksud oleh Sandi.
Vickynisasi ala Sandi telah membuat sosok Vicky Prasetyo bersiap menghadapi arus persaingan global bahasa tanpa struktur. Lebih lagi, Sandi membuat sosok MUKIDI yang selama ini misterius diganti oleh sosok BINARTI.
Atau jangan-jangan, apa Sandi ingin mengawinkan MUKIDI dan BINARTI ?. Tapi yang pasti, Sandinisasi telah membuat nama BINARTI menjadi Masyur.
Pertanyaan pemungkas yang masih mengganjal di hati, Kira-kira siapa BINARTI.., kawan ?
===========
Penulis: Anwar Saragih | Editor Medan Today juga merupakan Dosen Luar Biasa Ilmu Politik USU